FOKUS MUSLIMAH

Sekularisme Lahirkan Generasi Bermental Sakit

Kasus NF merupakan secuil bukti bahwa penerapan sekularisme-liberalisme melahirkan generasi bermental sakit. Sekularisme telah menjauhkan aturan agama dari kehidupan. Sistem ini kemudian diadopsi dalam sistem pendidikan negara. Alhasil lahir generasi yang minim iman, emosional, labil dan rapuh mentalnya.

Sekularisme juga melahirkan keluarga yang berorientasi pada materi. Ayah hanya berperan mencari nafkah saja. Mengabaikan perannya sebagai qawwam, yang tidak hanya melulu mencari nafkah, tapi memiliki kewajiban mendidik, membimbing dan melindungi anggota keluarga yang berada dalam naungannya. Alhasil tumbuh generasi fatherless, generasi yang kurang kasih sayang dan perhatian ayahnya.

Sementara, peran ibu tergerus kapitalisme. Tidak optimal dan maksimal. Sebab tekanan ekonomi yang memaksa ibu harus bekerja. Peran ibu pun menjadi berkurang. Anak pun kekurangan kasih sayang dan perhatian.

Mirisnya, banyak orang tua yang menganggap pemberian gawai sebagai penebus kasih sayang dan perhatian. Membiarkan anaknya tumbuh berkembang bersama gawai. Alhasil lahir generasi pembebek, yang menjadikan gawai ajang pemenuhan kebutuhan batin yang tidak tercukupi. Alih-alih menyelesaikan masalah, generasi justru terancam bahaya konten porno dan kekerasaan via dunia maya.

Negara juga memiliki andil besar terhadap sakitnya mental generasi. Revolusi mental yang digembar-gemborkan nyatanya hanyalah isapan jempol belaka. Faktanya, konten porno menjamur, bahkan Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai negara dengan jumlah pengakses pornografi terbanyak.

Konten kekerasaan pun tidak jauh berbeda. Masih banyak tayangan kekerasaan di televisi dan dunia maya. Termasuk dalam anime anak yang kerap muncul di televisi. Sedangkan, upaya pemerintah dalam memblokir situs berkonten negatif pun belum menunjukan hasil yang signifikan.

Dari data yang dirilis, sepanjang 2019, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) telah memblokir 1.025.263 situs porno. Termasuk hampir 200.000 situs yang memuat konten perjudian, penipuan, kekerasan pada anak dan lain-lain.

Sayangnya, aksi pemblokiran tersebut tidak diikuti dengan pemberian sanksi tegas dan membuat jera. Misal, berdasarkan Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2019 (PP PSTE), PSE (Penyelenggara Sistem Elektronik) yang kedapatan menampilkan konten pornografi di platform mereka, hanya didenda Rp100 juta per konten.

Sanksi yang mentok berupa denda, membuat PSE tidak kapok menampilkan konten berbau negatif termasuk pornografi dan kekerasan. Tidak heran jika jutaan situs berkonten negatif diblokir, puluhan juta situs berkonten negatif kembali muncul. Alhasil negara gagal menjaga akal dan jiwa generasinya. (cnnindonesia.com, 4/2/2020).

Islam Mencetak Generasi Bermental Baja

Islam adalah akidah yang memancarkan seperangkat aturan yang komprehensif dan paripurna. Syariah Islam jika diterapkan secara kafah tidak hanya mendatangkan maslahat. Termasuk dalam hal menjaga akal dan jiwa generasinya. Dalam hal ini, Islam memiliki upaya preventif dan kuratif agar akal dan jiwa generasi terjaga.

Dalam aspek preventif, negara berkewajiban menyelenggarakan sistem pendidikan yang berbasis Islam. Sistem pendidikan ditujukan untuk mencetak generasi beriman dan bertakwa. Membentuk generasi yang memahami hakikat penciptaannya ke dunia, yaitu untuk beribadah dan tunduk patuh pada syariah-Nya. Serta memahami bahwa kebahagiaan tertinggi adalah meraih rida Allah Ta’ala. Sehingga lahir generasi yang beriman dan bertakwa, menjadikan syariah Islam sebagai tolok ukur perbuatannya, dan memahami konsekuensi dari setiap amal perbuatannya.

Paradigma Islam juga memandang bahwa menjaga generasi bukanlah tugas orang tua atau keluarga saja. Namun, memerlukan peran sinergis masyarakat dan negara. Keluarga berfungsi untuk melahirkan dan menyiapkan generasi unggulan. Generasi yang dipersiapkan untuk memimpin peradaban mulia.

Keluarga yang menjalankan fungsi tersebut jelas tak hanya melahirkan generasi calon mujtahid. Tapi juga melahirkan generasi calon mujahid. Sebab keluarga dibangun sebagai madrasah, masjid, rumah sakit bahkan kawah candradimuka. Sehingga generasi kebal terhadap virus sekularisme yang mewabah.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button