INTERNASIONAL

Tokoh Separatis Teroris Papua Benny Wenda Minta Bantuan Partai Komunis China

Jakarta (SI Online) – Tokoh separatis teroris Papua Barat, Benny Wenda, meminta bantuan Partai Komunis China (PKC) untuk intervensi masalah di wilayah Indonesia Bagian Timur itu. PKC merupakan partai berkuasa di China.

Manuver politik separatis yang dideklarasikan sebagai presiden interim United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) itu disampaikan melalui surat kabar Australia. Manuver itu bertujuan untuk memuluskan ambisinya memerdekakan Papua Barat dari Indonesia.

“Perjuangan kami telah berlangsung selama hampir 60 tahun,” kata pentolan separatis itu dari lokasinya berada di Oxford dekat London, Inggris.

“Rakyat saya tidak aman di tangan Indonesia. Hampir 500 ribu pria, wanita dan anak-anak telah terbunuh sejak 1960,” lanjut dia dalam sebuah surat yang diterbitkan The Australian pada 13 April lalu.

Baca juga: Kelompok Separatis Papua Disebut Teroris, Gubernur Papua Sarankan Pemerintah Konsultasi dengan DK PBB

“Pada dasarnya ada genosida lambat yang dilakukan oleh Indonesia, dan Australia serta Selandia Baru menolak untuk bertindak atas krisis kemanusiaan ini.”

“Jika China ingin mendukung kami, kami akan menyambut mereka dengan tangan terbuka,” imbuh dia, seraya menambahkan bahwa kelompok itu terbuka untuk menerima bantuan dari negara mana pun, bahkan jika mereka tidak selaras secara ideologis.

Wenda bersembunyi di Oxford karena mendapatkan suaka politik dari Inggris.

Komentar Wenda itu muncul hanya seminggu setelah para pemimpin Provinsi Malaita di Kepulauan Solomon melanjutkan hubungan diplomatiknya dengan Taiwan, meskipun pemerintah nasionalnya mengalihkan hubungan resmi ke Beijing pada September 2019.

Permintaan bantuan China oleh Wenda muncul saat dorongan soft power Partai Komunis China ke wilayah Pasifik Selatan berlanjut melalui propaganda, bantuan asing, dan investasi infrastruktur di bawah Belt and Road Initiative (BRI).

BRI adalah skema pendanaan infrastruktur global senilai triliun dollar yang telah dikritik karena membuat negara-negara berkembang dibebani utang.

Dalam sebuah wawancara pada Oktober 2020, Wenda mengatakan kepada Lowy Institute bahwa Australia dan Selandia Baru perlu bekerja lebih keras untuk mengamankan kemerdekaan Papua Barat, mengeklaim bahwa Papua Barat, jika merdeka, akan menjadi negara benteng dalam melawan pengaruh China.

“Orang Melanesia adalah pejuang di garis depan dalam Perang Dunia Kedua,” katanya. “Kami adalah pertahanan garis depan,” lanjut dia kala itu.

sumber: sindonews.com

Artikel Terkait

Back to top button