Ustazah Kartini Siap Mengabdi di Aceh Besar
Jakarta (SI Online) – Tepat di Hari Santri Nasional, 22 Oktober 2022 lalu, Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir secara resmi mewisuda angkatan ke-12.
Salah satu peserta wisuda itu adalah Kartini. Ia merupakan salah satu produk kaderisasi guru ngaji dari amanah donatur LAZNAS Dewan Dakwah. Kartini rencananya akan mengabdi di Aceh.
Seperti RA. Kartini yang membawa terang sesudah gelap untuk para perempuan Indonesia, Ustazah Kartini siap membawa pijar terang dakwah Islam yang telah ia pelajari selama empat tahun ini menuju tanah pengabdiannya di Aceh.
Kartini yang berasal dari Pandeglang, Banten ini telah mengenyam pendidikan selama empat tahun di STID M. Natsir. Tahun ini, ia resmi menjadi salah satu daiyyah yang akan dikirim ke pengabdian di Aceh.
Kartini mengaku siap di manapun ia akan ditempatkan, “surat keputusan pengabdian baru turun dua hari sebelum pelepasan, jadi mau di manapun, insyaaallah siap,” kata dia saat ditemui ketika pelepasan di Aula Sakinah, Muslimat Center, Cipayung.
Meskipun demikian, jalan dakwahnya sudah dimulai sejak munculnya pertentangan dari orangtuanya yang berbeda dari sikap dan kesiapannya. Kartini mengaku orangtuanya sempat kaget dan tidak merestui.
“Ana sudah memberikan pengertian sejak dulu, namun tetap saja ketika keputusan itu turun, orangtua tetap menentang.”
Kartini hanya berharap ridha Allah agar menjaga keluarganya selama ia mengabdi di tanah pengabdian.
“Di rumah tinggal hanya ibu dan adik yang akan kuliah. Kalau ana berangkat, dan adik juga kuliah dan ikut merantau, ibu tinggal sendirian,” akunya sambil menyusut air mata.
Ia pun mengaku sempat berat meninggalkan beliau, namun ini adalah tugas dakwah yang harus diemban dan dijalankan. Maka akan tetap ia laksanakan.
Kartini yang akan mengabdi di Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Aceh Besar juga memiliki kesiapan yang luar biasa. Ia akan menjadi musyrifah para calon da’iyyah di sana. Ia sudah mempersiapkan mental dan beberapa program yang akan ia bawa khususnya untuk membina para calon da’iyyah di Aceh sana.