RESONANSI

Waspadai Zionis Israel

Entah karena keterpilihan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU atau bukan tetapi isu normalisasi hubungan dengan Israel tiba-tiba menghangat. Memang Ketua Umum PBNU ini pernah mengikuti kegiatan di Israel dan dikenal dekat dengan pejabat Israel.

Apakah ada hubungan dengan keterpilihan tersebut maka Media Israel “The Jerusalem Post” tanggal 24 Desember 2021 memberitakan kembali hubungan Israel-Indonesia.

“Indonesia negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar di dunia adalah salah satu negara yang coba diajak oleh Pemerintah Trump ke dalam kesepakatan Abraham, meskipun menjadi terhenti pada masa jabatan Trump berakhir”.

Mengomentari kedatangan Menlu AS ke Jakarta dan bertemu dengan Menlu RI Retno Marsudi pada tanggal 14 Desember 2021 lalu “The Times of Israel” mengutip ucapan pejabat senior AS bahwa Pemerintahan Biden bekerja “diam-diam tetapi cukup tekun” untuk memperluas Kesepakatan Abraham. Tercatat empat negara muslim telah terikat dalam Kesepakatan Abraham ini yaitu UEA, Bahrain, Sudan, dan Maroko.

Indonesia harus tetap konsisten dengan sikap “bersama Palestina” nya sebagai bentuk anti kolonialisme. Konstitusi mengatur sikap anti penjajahan secara tegas. Israel adalah negara penjajah dan dunia sangat tahu akan hal itu.

Keterpilihan KH Yahya Staquf tidak boleh membuka celah pada siapapun untuk berupaya melakukan lobi atau pendekatan untuk mengubah sikap konsisten Pemerintah dalam “menutup pintu” normalisasi hubungan Indonesia-Israel. Zionis tetap Zionis, Israel adalah penjajah dan pelaku kejahatan dunia.

Penjelasan penting dari KH Yahya Cholil Staquf setelah terpilih menjadi Ketua Umum PBNU yang ditunggu umat Islam adalah pernyataan bahwa ia tidak akan berupaya atau tidak akan terpengaruh oleh upaya dari pihak manapun untuk terjadinya normalisasi hubungan Indonesia-Israel.

Gerakan Zionis Israel harus diwaspadai dengan seksama. Lobinya luar biasa. Tahu akan kelemahan para pemimpin bangsa dan umat di manapun. Uang dapat mengubah pendirian dan kebijakan.

Umat Islam dan rakyat Indonesia harus ketat mengawasi gerak-gerik pemimpinnya. AS dan Zionis Israel bekerja “diam-diam tetapi cukup tekun”.

M. Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan
Bandung, 25 Desember 2021

Artikel Terkait

Back to top button