Pemimpin Tertinggi Syiah Iran Duga COVID-19 Senjata Biologis
Teheran (SI Online) – Pemimpin Tertinggi Syiah Iran Ayatollah Ali Khamenei menduga virus corona baru, COVID-19, yang mewabah di negaranya merupakan senjata biologis.
Dugaan itu menggemakan argumen beberapa tokoh Teheran sebelumnya, termasuk kepala IRGC Mayor Jenderal Hossein Salami dan mantan presiden Mahmoud Ahmadinejad yang menyimpulkan wabah itu sebagai serangan biologis.
Khamenei sebelumnya dilaporkan menunjuk Presiden Hassan Rouhani untuk memimpin perang melawan virus corona dan menyerukan Angkatan Bersenjata negara tersebut untuk membantu mengatasi epidemi.
Mengutip laporan Radio Farda, Sabtu (14/3/2020), dalam sebuah dekrit kepada Ketua Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mohammad Baqeri, Khamenei menekankan pentingnya untuk membentuk markas kesehatan dan perawatan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari COVID-19 yang sudah menewaskan lebih dari lima ribu orang di seluruh dunia.
“(Pembentukan ‘Markas Kesehatan dan Perawatan’ oleh militer) juga dapat dianggap sebagai latihan pertahanan biologis dan menambah kedaulatan dan kekuasaan nasional kita dengan bukti yang menunjukkan kemungkinan (wabah ini) merupakan serangan biologis,” kata Khamenei.
Mohammad Baqeri adalah Mayor Jenderal di Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) yang ditunjuk langsung oleh Khamenei.
Sebelumnya, kepala IRGC, Mayor Jenderal Hossein Salami, menggambarkan epidemi virus corona baru sebagai serangan biologis oleh Amerika Serikat (AS) terhadap China.
Mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad juga mengirim surat kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mempromisikan bahwa wabah virus corona baru, COVID-19, sebagai bagian dari perang biologis.
Menurutnya, virus itu adalah senjata biologis yang dibuat di laboratorium. Namun, dia tidak mengajukan bukti atas klaimnya.
Surat Ahmadinejad dikirimkan kepada Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Senin. Bekas presiden Iran itu kemudian men-tweet-kan salinan suratnya pada Selasa.
“WHO harus segera mengidentifikasi laboratorium yang memproduksi dan menyebarkan virus, serta pusat-pusat lain yang mendukung perang biologis melawan kemanusiaan. @DrTedros,” tulis Ahmedinejad via akun Twitter-nya, @Ahmadinejad1956.
Meskipun Ahmadinejad mencatat bahwa kelemahan atau kegagalan pejabat di beberapa negara telah berdampak pada ukuran penyebaran dan kerusakan yang disebabkan oleh epidemi COVID-19, ia mengklaim bahwa “pengemudi” sebenarnya adalah laboratorium tak dikenal yang menyebarkan penyakit.
“Tanggung jawab utama produksi dan distribusi virus, oleh laboratorium yang memproduksinya, dan mereka yang melakukan perang biologis terhadap negara, tidak boleh diabaikan,” tulis Ahmadinejad dalam suratnya.
red: asyakira/dbs