Paspornya Dipalsukan Mossad untuk Buru Komandan Hamas, Irlandia Marah
Tel Aviv (SI Online) – Irlandia menyampaikan kemarahannya pada Israel dan Mossad. Sebabnya badan intelijen itu sudah memalsukan paspor Irlandia untuk memburu dan membunuh komandan Hamas, Mahmoud Al-Mabhouh, di sebuah kamar hotel di Dubai satu dekade lalu.
Kemarahan itu disampaikan Kedutaan Besar (Kedubes) Irlandia di Israel dalam sebuah tweet yang kemudian dihapus.
Menanggapi seorang pengguna Twitter—di bawah artikel Jerusalem Post yang melaporkan Menteri Luar Negeri Irlandia, Simon Coveney, mengatakan bahwa Israel tidak membuktikan enam LSM Palestina yang dilarang oleh Israel adalah organisasi teroris—Kedubes Irlandia di Israel menyatakan: “Hubungan diplomatik mungkin berarti sesuatu, tetapi jika mereka telah disalahgunakan untuk memalsukan paspor kami untuk digunakan dalam pembunuhan, mungkin dapat dimengerti bahwa kepercayaan dapat terpengaruh.”
Insiden yang dimaksud kedutaan itu adalah pembunuhan Mossad terhadap komandan Hamas, Mahmoud Al-Mabhouh, di sebuah kamar hotel di Dubai, ketika para agen Mossad menggunakan paspor palsu untuk memasuki Uni Emirat Arab (UEA), sebelum normalisasi dengan Tel Aviv tahun lalu.
Menurut laporan Jerusalem Post, Selasa (9/11/2021), negara lain yang paspornya digunakan oleh agen Mossad adalah Prancis, Jerman, Inggris, dan Australia, yang semuanya memiliki hubungan baik dengan Israel.
Tweet oleh kedutaan Irlandia, bagaimanapun, tampaknya menunjukkan bahwa Irlandia masih menyimpan perasaan buruk terhadap insiden tersebut dan pemalsuan paspor Irlandia oleh Israel.
Tweet, yang dihapus beberapa jam kemudian, juga mengungkapkan insiden itu sebagai penyebab ketidakpercayaan Dublin terhadap penunjukan enam LSM Palestina oleh Israel sebagai organisasi teroris dua minggu lalu.
Penunjukan itu dikeluarkan karena dugaan hubungan mereka dengan Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), dengan Israel mengutip sebagai bukti pejabat LSM berpartisipasi dalam acara berkabung anggota senior PFLP.
Penunjukan tersebut menimbulkan ketegangan pada hubungan antara Irlandia dan Israel, karena dua LSM, Al-Haq dan Adameer, sebagian didanai oleh Irlandia.
Dublin, sejauh ini menyangkal bukti yang diajukan oleh Tel Aviv, dengan Coveney bersikeras: “Kami belum mendapatkan bukti yang kredibel untuk menghubungkan LSM dengan terorisme, tentu saja tidak seperti yang saya lihat…Kami memiliki sistem yang sangat kuat untuk mengetahui di mana uang kami dibelanjakan dan bagaimana dibelanjakan.” [sindonews.com]