Rakyatlah Penentu Masa Depan Indonesia
Presiden Jokowi mengatakan, ia akan tetap cawe-cawe dalam urusan Capres 2024, sekalipun telah dikritik banyak pihak sebelumnya. Kata Presiden Jokowi, cawe-cawe tersebut dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab moral dalam transisi kepemimpinan nasional.
Ini sangat sulit diterima oleh akal sehat maupun hati nurani.
Pertama, karena Presiden Jokowi adalah seorang Presiden, kepala pemerintahan Republik Indonesia. Maka cawe-cawenya akan jelas mengacaukan netralitas seluruh jajaran pemerintahan di bawah nya, mulai dari pusat hingga daerah.
Cawe-cawe di sini akan diterjemahkan sebagai bentuk instruksi kepada seluruh jajaran pemerintah agar mengerahkan semua sumber daya negara, baik personil maupun materil, untuk kemenangan salah satu Capres. Dan ingat, Presiden Jokowi juga memegang kekuasaan tertinggi atas TNI/POLRI, duta-duta besar dan konsul.
Kita tidak meragukan netralitas TNI yang sama-sama kita cintai ini, tapi faktanya hingga hari ini beberapa posisi di pusat dan daerah diisi oleh pejabat TNI/Polri yang masih aktif. Jangan sampai iming-iming posisi birokrat seperti ini menghidupkan kembali dwifungsi TNI dan menghilangkan netralitas.
Kedua, keberpihakan terhadap Ganjar Pranowo dan Prabowo, dan ketidakberpihakan terhadap Anies Baswedan telah ditunjukkan oleh Presiden Jokowi dengan cara-cara yang jauh dari
nilai-nilai moral itu sendiri.
Publik sulit untuk tidak menyimpulkan bahwa diganggunya Partai Demokrat dan Nasdem dengan berbagai cara yang menggunakan kekuasaan, ditambah kasus Formula E, adalah upaya sistematis yang dilakukan untuk menggagalkan pencapresan Anies Baswedan dan untuk memuluskan rencana dua pasangan calon saja dalam Pilpres 2024.
Ketiga, keberpihakan terhadap Capres tertentu tersebut semakin kentara didorong oleh kepentingan Jokowi untuk melanjutkan proyek-proyek jutaan dolar yang telah dimulai.
Kita tahu investasi pada proyek-proyek besar tersebut sebagian besar datang dari China, yang jelas butuh kepastian setelah 2024.
Tekanan China terhadap Jokowi ini lah yang menjadi salah satu pendorong Jokowi untuk tiga periode. Jika tidak berhasil, maka skenario all presidents’ men, harus dijalankan.
Skenario di mana semua pasangan calon merupakan orangnya Presiden ini, yang dalam hal ini diwakili oleh Ganjar Pranowo dan Prabowo, sekali lagi dibuat untuk memastikan keberlanjutan proyek-proyek tersebut.