INTERNASIONAL

Direktur FBI: Operasi Spionase China Ancaman Terbesar bagi AS

Washington (SI Online)-Biro Penyelidikan Federal Amerika Serikat (FBI) mengatakan,  operasi spionase oleh China merupakan “ancaman terbesar” bagi Amerika Serikat (AS) dalam jangka panjang.

Direktur FBI Christopher Wray menuding, pemerintah China mendalangi operasi untuk mencuri rahasia dagang, dan mengancam tatanan hidup AS.

FBI, kata Wray, membongkar satu kasus kontra-intelijen baru yang melibatkan China setiap sepuluh jam.

“China terlibat dalam upaya [yang dilakukan seluruh] negara itu untuk menjadi satu-satunya negara adikuasa di dunia dengan segala cara yang diperlukan,” ujarnya ketika berbicara di Institut Hudson di Washington, Selasa (07/07/2020).

Dalam pidato selama hampir satu jam, Wray menguraikan gambaran yang jelas tentang campur tangan China, kampanye spionase ekonomi yang luas, pencurian data dan moneter serta kegiatan politik ilegal, menggunakan suap dan pemerasan untuk mempengaruhi kebijakan Amerika Serikat.

“Kami sekarang sudah mencapai titik di mana FBI kini membuka kasus kontra-intelijen baru terkait China setiap 10 jam,” kata Wray.

“Dari hampir 5.000 kasus kontra-intelijen aktif saat ini yang sedang berlangsung di seluruh negeri, hampir setengahnya terkait China,” imbuhnya.

Wray juga mengatakan Presiden China Xi Jinping telah mempelopori program yang disebut “perburuan rubah”, yang menargetkan warga negara China yang tinggal di luar negeri, yang dipandang sebagai ancaman bagi pemerintah China.

“Kita sedang berbicara tentang rival politik, pembangkang dan kritikus yang berusaha mengungkap pelanggaran HAM di China yang luas,” ujarnya.

“Pemerintah China ingin memaksa mereka kembali ke China, dan taktik China untuk melakukan itu mengejutkan.”

Dia melanjutkan: “Ketika mereka tidak bisa menemukan satu target perburuan rubah, pemerintah China mengirim utusan untuk mengunjungi keluarga target di sini di Amerika Serikat. Pesan yang mereka sampaikan? Target itu memiliki dua pilihan: kembali ke China segera, atau bunuh diri.”

Sementara, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan pekan ini bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan untuk melarang aplikasi China – termasuk TikTok yang sangat populer.

Sumber: BBC News Indonesia

Artikel Terkait

Back to top button