#Bebaskan PalestinaNASIONAL

Diskusi dengan MER-C, Romo Magnis: Saya akan Pakai Kata ‘Syalom’ Jika Palestina Merdeka

“Saya lebih suka kalau Islam mainstream Indonesia yang moderat, yang pro NKRI membicarakan itu secara berani. Satu-satunya yang dulu berani itu Gus Dur,” ujarnya.

Menyinggung tentang AS dan Jerusalem, Romo Magnis menyatakan ketidaksetujuannya terhadap langkah yang diambil Amerika Serikat. Sikap dan posisinya menurutnya sesuai dengan posisi resmi Vatikan terhadap masalah ini.

“Saya tidak mendukung posisi Amerika Serikat terhadap Israel karena Amerika Serikat sudah mengakui Jerusalem sebagai Ibukota Israel. Menurut saya itu tidak tepat, juga yang dilakukan Israel di Jerusalem belum lama ini sekitar setengah tahun yang lalu sehingga menyebabkan terjadinya kerusuhan. Kerusuhan itu muncul sebetulnya karena Israel mau mengosongkan beberapa rumah di suatu daerah tertentu dengan alasan dulu orang Yahudi tinggal disitu sebelum tahun 1947, dan Jerusalem sudah termasuk Israel sehingga mereka boleh kembali,” terangnya.

Terkait hal ini, ia menceritakan pengalamannya sendiri ketika ia dan keluarga terusir akibat Perang Dunia II.

“Saya sendiri mengalami pengusiran juga sebagai hukuman terhadap Jerman karena Perang Dunia ke-2. Saat itu akhirnya kami ke Cekoslovakia, kami dibawa ke kamp pengungsi dsb. Tempat saya dulu diisi dengan orang-orang Polandia yang disuir dari Uni Soviet Barat waktu itu. Jadi hilang semua keluarga saya. Padahal kami keluarga bangsawan, kami punya tanah cukup banyak, itu hilang semua. Tapi Jerman sudah mengakui itu, tidak lagi menuntut,” kisahnya.

“Saya mendukung posisi Vatikan mengenai Jerusalem untuk diinternalisasikan di bawah PBB, sebab Jerusalem merupakan kota suci tiga agama,” tegasnya.

Menyinggung tentang bantuan Rumah Sakit Indonesia yang sudah dibangun rakyat Indonesia di Jalur Gaza, Palestina, Romo Magnis menyatakan dukungannya terhadap program RS Indonesia yang menurutnya sebuah langkah berani.

“Saya tentu dukung. Itu juga langkah berani karena situasi di sana memang tidak aman. Selalu bisa ada perang dan kena tembak Israel. Saya sangat kagum, tentu baik itu, mereka pasti membutuhkan itu.”

Di akhir pertemuan, Romo Magnis juga menyampaikan bahwa ia tidak akan memakai kata “syalom” sebelum Palestina merdeka. Kata syalom menurutnya dipakai oleh Protestan pro Israel sejak permulaan tahun 90-an. Mereka memakai itu seeksplisit sebagai dukungan kepada Israel.

“Dan saya selalu bilang bahwa saya akan memakainya kalau Palestina sudah merdeka, maka baru saya akan pakai kata syalom,” ujarnya.

red: adhila

Laman sebelumnya 1 2 3

Artikel Terkait

Back to top button