#Bebaskan Palestina#Selamatkan Al-AqshaNASIONAL

FLP Ajak Para Penulis dan Pegiat Literasi Bela Palestina

Jakarta (SI Online) – Badan Pengurus Pusat Forum Lingkar Pena (FLP) menyatakan dukungannya terhadap Palestina sekaligus mengutuk kebiadaban Israel yang telah melakukan tindakan brutal bahkan agresi militer terhadap rakyat Palestina.

FLP memaparkan bahwa Israel telah melakukan tindakan-tindakan biadab yang tidak berperikemanusiaan. Tindakan itu dilakukan di bulan suci Ramadhan yang lalu. Mulai dari pengusiran warga Palestina di daerah Sheikh Jarrah – Al Quds Timur, hingga aksi-aksi kekerasan tentara Zionis Israel di Masjid Al Aqsha.

“Semua tindakan itu mengakibatkan bentrokan, mengorbankan ratusan jiwa warga Palestina hingga ribuan terluka,” kata Ketua Umum BPP FLP Yeni Mulati melalui pernyataan tertulisnya yang diterima Suara Islam Online, Selasa (18/5/2021).

Menurut FLP, tindakan biadab penjajah Israel di areal Masjid Al-Aqsha ini adalah tindakan biadab kesekian kalinya. Tindakan yang menjadi pemicu jatuhnya ratusan korban jiwa dan ribuan orang terluka, bahkan hilangnya fasilitas-fasilitas sipil. Sebab Masjid Al-Aqsha adalah garis merah bagi umat Islam, yang bila dinistakan oleh penjajah maka akan menyulut kemarahan umat Islam di manapun berada. Baik di Tepi Barat maupun di Jalur Gaza, baik di dalam Palestina maupun di luar Palestina.

“Sayangnya, penjajah Israel justru membalas kemarahan umat Islam di Palestina karena ulah penjajah Israel yang semena-mena menodai Masjid Al Aqsha di Ramadhan kemarin dengan serangan membabi-buta ke warga sipil Palestina,” jelas Yeni.

FLP menilai, tindakan semena-mena Zionis Israel di tanah Palestina hingga hari ini adalah bentuk penjajahan. Hal itu dimulai dengan aneksasi wilayah Palestina secara bertahap, sejak penyerahan tanah Palestina sepihak oleh Inggris melalui Janji Balfour 1917, lalu pendirian negara Israel di tanah Palestina tahun 1948 yang dilanjutkan dengan tragedi Nakba (malapetaka) pengusiran paksa 700 ribu warga Palestina, lalu perang 6 hari pada 1967 yang penuh tipu muslihat penjajah Israel, hingga usaha memindahkan ibukota negara penjajah dari Tel Aviv ke Al Quds (Jerusalem) jantung Palestina.

“FLP bersikap sebagaimana amanat konstitusi Indonesia bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Maka, sebagaimana Ir. Soekarno telah mengawali langkah usaha memerdekakan Palestina, FLP beserta segenap anak bangsa Indonesia akan melanjutkan perjuangan untuk membantu bangsa Palestina mendapatkan kemerdekaannya dari penjajahan. Dan karena itu pula, semua tindak penjajahan yang dilakukan oleh Israel tidak dapat dibenarkan,” tutur Yeni.

Dalam proses menuju kemerdekaan Palestina, FLP memandang bahwa semua pelanggaran HAM yang telah dilakukan oleh penjajah Zionis Israel berupa penyerangan ke warga sipil hingga mengorbankan kaum perempuan dan anak-anak, harus diadili di Mahkamah Internasional.

“FLP sebagai organisasi yang bergerak di bidang literasi, mendorong kepada Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan tindakan-tindakan kekerasan yang dilakukan oleh penjajah Zionis Israel di kota tua Al Quds sebagai Warisan Budaya Dunia yang terdaftar di UNESCO. Sebab akan membahayakan peninggalan sejarah di sana, dan menodai kesepakatan-kesepakatan yang telah diputuskan di majelis terhormat PBB,” ujar Yeni.

Oleh karena itu, FLP mengajak kepada seluruh penulis dan pegiat literasi di manapun berada, untuk menjadikan tulisannya dan produk-produk tulisan apapun, sebagai sarana pendidikan tentang nilai-nilai sejarah dan kemuliaan yang dimiliki oleh Masjid Al Aqsha, Kota Al Quds, serta Palestina sebagai tanah para Nabi.

“Hal ini perlu dilakukan mengingat penjajah Zionis Israel tidak hanya melakukan penjajahan dengan kekuatan militer yang menyerang fisik warga Palestina, namun juga dengan kekuatan media yang menyerang pemikiran umat manusia di manapun berada,” jelas Yeni.

FLP juga akan menggalang donasi secara bertahap untuk meringankan beban saudara-saudara di Palestina, sebagaimana mereka dahulu turut berdonasi meringankan beban bangsa Indonesia saat masih dijajah.

“Namun kepedulian ini bukan semata-mata balas budi, melainkan merupakan tanggungjawab konstitusi yang mengamanahkan agar kemerdekaan Indonesia dapat turut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,” ungkapnya.

Selain itu, FLP menyampaikan bahwa pernyataan tersebut sekaligus menjadi maklumat bagi seluruh anggota FLP, juga para penulis yang peduli pada kemanusiaan, serta segenap pegiat literasi di manapun berada untuk menyebarkan informasi mengenai dukungan terhadap Palestina.

red: adhila

Artikel Terkait

Back to top button