KESEHATAN

Jubir Vaksinasi Kemenkes: Tetap Vaksin COVID-19 Dosis Kedua Walau Telat

Untuk Sinopharm, interval 3-4 minggu antara dosis pertama dan kedua. Jika dosis kedua diberikan kurang dari 3 minggu setelah dosis pertama, dosis tidak perlu diulang. Jika pemberian dosis kedua tertunda lebih dari 4 minggu, maka vaksin harus diberikan pada kesempatan secepatnya.

Uji coba fase 3 di beberapa negara menunjukkan, 2 dosis yang diberikan dengan interval 21 hari, memiliki kemanjuran 79 persen terhadap infeksi SARS-CoV-2 yang bergejala 14 hari atau lebih setelah dosis kedua. Kemanjuran vaksin terhadap rawat inap adalah 79 persen. Tetapi, uji ini tidak dirancang dan didukung untuk menunjukkan kemanjuran terhadap orang dengan penyakit komorbid, wanita hamil atau pada orang berusia 60 tahun ke atas.

Selain ketiga vaksin tersebut, ada juga vaksin Pfizer-BioNTech yang diberikan 2 dosis dengan jarak 21 hari. Dr. Robert Jacobson dari Primary Care Immunization Program di Mayo Clinic mengatakan, vaksin ini mencegah keparahan dalam 28 hari atau lebih usai vaksinasi sekitar 95 persen dan kematian atau masuk IGD akibat COVID-19 sebesar 99 persen.

Vaksin lainnya, Moderna yang saat ini digunakan para tenaga kesehatan sebagai booster diberikan 2 dosis dengan jarak 28 hari. Peluang vaksin mencegah keparahan akibat COVID-19 alam 28 hari atau lebih usai divaksin yakni 94 persen, masuk IGD atau kematian sekitar 100 persen.

Sama seperti vaksin COVID-19 lainnya, dosis kedua dari vaksin terakhir disebutkan yakni Pfizer dan Moderna yang diketahui berbasis mesengger RNA (mRNA) ini, sebaiknya didapatkan sedekat mungkin dengan interval waktu yang direkomendasikan.

Jacobson mengatakan, dosis kedua vaksin COVID-19 termasuk juga Pfizer-BioNTech dapat dijadwalkan untuk diberikan hingga enam minggu (42 hari) setelah dosis pertama.

Menurut dia, data masih terbatas tentang kemanjuran vaksin mRNA COVID-19 yang diberikan bila melebihi waktu yang direkomendasikan ini.

Hal senada diungkapkan dokter spesialis penyakit menular di Stanford University, California, Grace Lee.

Lee, seperti dikutip dari Healthline mengatakan, sementara ini data masih terbatas tentang seberapa efektif vaksin COVID-19 jika dosis keduanya diberikan melebihi enam pekan atau 42 hari (khusus untuk Pfizer-BioNTech dan Moderna).

Tetapi, apabila dosis kedua diberikan melewati batas interval, maka tidak perlu mengulang dosis pertama vaksin. Menyelesaikan dosis kedua memaksimalkan manfaat kekebalan yang ditawarkan melalui vaksinasi.

Terkait dampak, Lee mengaku khawatir penundaan dosis kedua menyebabkan melemahnya respons kekebalan yang didapatkan dari dosis pertama.

Bila Anda belum terinfeksi virus corona, dosis pertama dianggap sebagai dosis utama Anda. Biasanya, booster diberikan untuk memastikan respons kekebalan Anda akan tahan lama dari waktu ke waktu.

Apabila Anda hanya mendapatkan satu dosis, maka dikhawatirkan apakah respon kekebalan akan berkurang.

Jadi, berdasarkan penjelasan para pakar kesehatan, Anda sebaiknya disuntik vaksin dosis kedua tepat waktu. Kalau pun terlambat dari waktu yang ditentukan, Anda disarankan segera mendapatkan suntikan dosis kedua saat sudah memungkinkan.

sumber: ANTARA

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button