SIRAH NABAWIYAH

Khotbah Perpisahan Rasulullah Saw

Wahai manusia, dengarkanlah perkataanku dan perhatikanlah! Kalian tahu bahwa setiap muslim adalah saudara bagi muslim lain dan semua kaum muslimin adalah saudara. Seseorang tidak dibenarkan mengambil dari saudaranya kecuali yang telah diberikan kepadanya dengan senang hati. Karena itu, janganlah kalian menganiaya diri sendiri.

Ya Allah, sudahkah kusampaikan?

Kalian akan menemui Allah, maka janganlah kalian kembali sesudahku menjadi sesat, sebagian kalian memukul tengkuk sebagian yang lain. Hendaklah orang yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir, barangkali sebagian orang yang menerima kabar (tidak langsung) lebih mengerti dari pada orang yang mendengarnya (secara langsung). Kalian akan ditanya tentang aku, maka apa yang hendak kalian katakan?

Mereka menjawab, “Kami bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan (risalah), telah menunaikan amanat dan member nasehat.”

Kemudian seraya menunjuk ke arah langit dengan jari telunjuknya, Nabi Muhammad Saw bersabda, “Ya Allah, saksikanlah (tiga kali).”


Pidato di atas adalah isi pidato lengkap Rasulullah yang disampaikan 14,5 abad silam, pada hari Jumat, setelah Ashar, di Padang Arafah, tanggal 9 Zulhijjah tahun 10 Hijriah. Rasulullah Saw menyampaikan dekrit monumental yang disaksikan seratus ribuan muslim yang memenuhi Padang Arafah, mereka berdiri sejauh mata memandang dari berbagai arah. Pidato itu dikenal sebagai Khotbah Wada’.

Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buthy dalam kitab Fiqhus Sirah, menyebut Khotbah Wada’ sebagai untaian kalimat yang begitu indah. Menurut Al-Buthy, Rasulullah tidak saja berbicara kepada mereka yang hadir saat itu, tetapi juga berbicara pada semua generasi dan sejarah setelah mereka. Kalimat-kalimat itu disampaikan Rasulullah setelah beliau menyampaikan amanah, menasihati umat dan berjihad di jalan dakwah selama 23 tahun tanpa bosan dan jemu.

Saat itu adalah saat yang paling indah. Ratusan ribu orang berkumpul di dekat Rasulullah dengan penuh ketaatan dan ketundukan, padahal mereka sebelumnya memusuhi dan mmeranginya. Dari wajah mereka, Rasulullah Saw dapat melihat generasi-generasi mendatang dan dunia Islam yang besar yang akan memenuhi belahan Barat dan Timur dari muka bumi ini. Mereka adalah bukti kebenaran firman Allah SWT: “Sesungguhnya Kami menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat),” (QS. Al Mu’min [40]: 51).

Setelah itu turunlah ayat, “pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al Maidah [5]: 3), yang membuat para sahabat senior seperti Abu Bakar Ash Siddiq menangis hingga air matanya membasahi janggutnya. Karena ia tahu jika Islam telah sempurna diturunkan, maka tak lama lagi Rasulullah pasti akan kembali kepada Rabb-nya.

(Shodiq Ramadhan)

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button