FILANTROPI

Kuatkan Pangan Pesantren di Masa Sulit, ACT Salurkan “Beras untuk Santri”

Kalsel (SI Online) – Pandemi Covid-19 serta bencana banjir besar yang melanda Kalimantan Selatan pada Januari lalu tak hanya berdampak ke masyarakat umum saja. Akan tetapi, juga dirasakan oleh pesantren yang kegiatan pendidikannya banyak terhambat.

Fasilitas pendidikan seperti buku, kitab, dan lainnya terendam air. Tak tak sedikit yang rusak. Salah satu pesantren yang merasakan dampak musibah ini ialah Pesantren Nuzhatul Muttaqin di Desa Tabing Rimbah, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala.

Lembaga pendidikan Islam yang lokasinya cukup terpencil dan jauh dari pusat kota ini sempat terhambat aktivitasnya selama sebulan.

Melihat kondisi ini, Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kalimantan Selatan bergerak menghadirkan bantuan kemanusiaan untuk santri di momen menjelang akhir Agustus ini. Bantuan berupa “Beras untuk Santri” ini diserahkan kepada Pesantren Nuzhatul Muttaqin yang merupakan pesantren hasil swadaya masyarakat.

Ustaz Sibawaihi, salah satu pengajar Pesantren Nuzhatul Muttaqin mengatakan, di pesantren tersebut ada sekitar 200 santri dengan 19 pengurus. Dengan hadirnya bantuan Beras untuk Santri ini, akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendukung pendidikan santri.

“Tidak disangka-sangka, bahkan seluruh pengurus heran saat ada ratusan karung (beras) yang datang,” kata Ustaz Sibawaihi.

Selain Pesantren Nuzhatul Muttaqin, “Beras untuk Santri” juga hadir untuk dua pesantren lain, yaitu Nurul Hidayah di Desa Lok Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar dan Tahfidz Qur’an Raudhatul Mutaallimin Annahdiyah (RMA) KotaBanjarbaru.

Total, ada seribu paket “Beras untuk Santri” yang didistribusikan untuk tiga pesantren tersebut.

“Beras untuk Santri ini hadir di waktu yang tepat. Hal ini menunjukkan bahwa beras yang tersalurkan benar-benar bermanfaat. Terima kasih kepada dukungan dermawan yang telah menyalurkan kepeduliannya melalui ACT,” ungkap Muhammad Rizki, Tim Program ACT Kalsel.

Rizki mencontohkan, di Pesantren Nurul Hidayah Lok Baintan, santri serta pengurus menyambut hangat bantuan ini.

Pengurus yayasan menuturkan, banyak orang tua santri yang bekerja sebagai petani terimbas bencana banjir beberapa bulan lalu. Lahan pertaniannya terendam yang berakibat sulitnya menanam padi kembali. []

Artikel Terkait

Back to top button