SIRAH NABAWIYAH

Mensyukuri Futuhat di Eropa dengan Shalat Jumat

Khalifah Sulaiman Khan Al-Qanuni yang berkuasa di Turki Utsmani dari tahun 1520-1566 M merupakan khalifah Turki Utsmani di masa puncak kejayaan.

Tokoh yang disebut dunia Barat sebagai Suleiman Magnificent ini beserta pasukannya pernah melakukan futuhat kota Belgrade (The Siege of Belgrade), pertengahan bulan Agustus tahun 1521 M. Di masa cicit Sultan Muhammad Al-Fatih ini setengah Eropa daratan berada dalam naungan kekuasaannya. Islam pun dapat menerangkan langit Eropa.

Futuhat Belgrade sendiri tidak menemui perlawanan yang berarti, tetapi perayaan kemenangan tersebut bisa dijadikan teladan bagi kita. Sekitar 284.500 kaum Muslimin menggelar shalat Jumat raksasa yang diimami langsung oleh Khalifah Sulaiman. Jumlah yang besar itu tercatat dalam Diari, h. Ivi, karya Sanuto Marino the Younger, sejarawan dan pelancong Venezia awal abad 16 M.

Saat Khalifah Sulaiman memasuki kota Belgrade yang menjadi bagian dari Kerajaan Hungaria tersebut, pasukan Sulaiman yang tercatat adalah 170.300 orang. Itu belum terhitung puluhan ribu lainnya, dari kalangan para petualang dan banyak lagi rombongan lainnya. Jika dihitung keseluruhan selama ekspedisi militer di Eropa, ada sekitar 300 ribu pasukan Turki Utsmani dari berbagai bangsa dan latar belakang, jumlah yang sangat besar, bahkan mungkin jumlah paling besar untuk pasukan militer di masa itu, sepanjang abad 16 M.

Dalam catatan harian resmi Khalifah Sulaiman yang dikutip oleh sejarawan Harold Lamb di bukunya “Suleiman The Magnificent Sultan of the East”, Shalat Jumat yang diimami Khalifah Sulaiman bahkan dilakukan di halaman gereja, pinggir kota Belgrade, sebagai tempat yang memungkinkan ketika itu, tentu saja jamaah shalat Jumat raksasa itu ‘tumpah ruah’ ke jalan-jalan, mengingat jumlah jamaah yang mencapai lebih dari 200 ribu.

Ingat, ini terjadi hampir 500 tahun yang lalu, saat jumlah umat manusia jauh lebih sedikit daripada sekarang. Perlu diketahui, kota Belgrade ini kelak menjadi tempat pangkalan militer Utsmani dalam futuhatnya di Eropa.

Tentu shalat Jumat raksasa itu sendiri menjadi ekspresi rasa syukur umat Islam, atas tersebarnya cahaya Islam hingga ke negeri Hungaria di Eropa Timur. Futuhat Belgrade dan shalat Jumat raksasa itu juga menjadi ajang pembukaan futuhat daratan Eropa di masa-masa selanjutnya. Shalat Jumat itu sendiri laksana sebuah konsolidasi dan unjuk kekuatan Islam, juga sebagai penampakan ritual ibadah Islam yang agung kepada khalayak di Eropa.

Tentu saja futuhat Belgrade membuat raja-raja Eropa dan Kaisar Romawi Suci kala itu ‘panas-dingin’ melihat kekuatan umat Islam yang begitu luar biasa: kuantitas besar yang ditambah kekuatan iman yang hebat. Sampai pada 29 Agustus 1526, lima tahun pasca futuhat Belgrade, Khilafah Turki Utsmani mendapat kemenangan gemilang dalam pertempuran Mohacs, yang mana koalisi kerajaan-kerajaan dan kekaisaran di Eropa harus mengalami kekalahan telak melawan pasukan Turki Utsmani.

Kemenangan Mohacs sendiri jadi kemenangan paling berpengaruh bagi Utsmani di Eropa, sehingga tahun 1529, wilayah Utsmani mencapai pintu gerbang Vienna (Wina) Austria yang menandakan separuh Eropa daratan tercerahkan dengan cahaya Islam.

Ilham Martasyabana
Penggiat Sejarah Islam

Artikel Terkait

Back to top button