Ramadhan Bulan Ibadah dan Takwa
Ramadhan merupakan syahrul ‘ibadah wat taqwa (bulan ibadah dan ketakwaan). Dinamakan bulan Ramadhan dengan syahrul ibadah wa taqwa karena pada bulan ini diperintahkan ibadah puasa dan qiyam Ramadhan (menghidupkan malam Ramadhan ibadah tarawih, tahajud/qiyamul lail, witir dan tadarus Al-Qur’an).
Pada bulan ini Allah ta’ala mewajibkan puasa selama sebulan penuh. Tujuannya adalah untuk menjadi orang bertakwa sebagaimana firman Allah ta’ala, “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Al-Baqarah: 183).
Imam Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahulla berkata, “Dari ayat ini, Allah ta’ala berkata kepada orang-orang yang beriman dan memerintahkan mereka untuk berpuasa yaitu menahan dari makan, minum dan hubungan suami istri, dengan niat ikhlas kepada Allah ta’ala, karena pada puasa itu ada penyucian jiwa dari perbuatan hina dan akhlak buruk. Dan Dia menyebutkan sebagaimana mewajibkan kepada mereka, Allah ta’ala juga mewajibkan kepada umat-umat sebelum mereka, di mana mereka menjadi contoh bagi bagi orang-orang mukmin, dan hendaklah mereka melaksanakan kewajiban ini lebih sempurna dari apa yang dilakukan oleh orang-orang itu (umat terdahulu).” (Tafsir Ibnu Katsir: 1/260).
Dalam ayat di atas, Allah menyebutkan hikmah dan tujuan dari puasa dengan firmannya, “agar kamu bertakwa”. Inilah keutamaan puasa yaitu meraih derajat takwa atau menjadi orang yang bertakwa. Orang yang bertakwa dijamin masuk surga oleh Allah ta’ala sebagaimana disebutkan dalam banyak ayat Al-Qur’an dan hadits.
Syekh As-Sa’di rahimahullah berkata, “Dia (Allah ta’ala) menyebutkan hikmah disyariatkan puasa dengan firman-Nya, “Agar kamu bertakwa”, karena puasa itu sebab takwa yang paling besar, karena padanya patuh kepada perintah Allah ta’ala dan menjauhi larang-Nya. Maka di antara yang mengandung nilai takwa adalah seorang yang berpuasa meninggalkan apa yang diharamkan oleh Allah ta’ala atasnya berupa makan, minum, jima dan sebagainya yang disukai oleh nafsu ini, dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah ta’ala, mengharapkan pahala dengan meninggalkannya, maka inilah bagian dari takwa. Dan di antara sebab taqwa yaitu seorang yang berpuasa melatih dirinya untuk bersikap muraqabatillah (merasa diawasi oleh Allah ta’ala), maka ia meninggalkan apa yang diinginkan oleh nafsunya meskipun dia mampu melakukannya karena dia mengetahui bahwa Allah melihatnya. Dan di antara sebab-seban taqwa yaitu puasa mempersempit jalan setan, karena setan masuk kedalam diri manusia melalui jalan darah, maka dengan puasa melemahkan jalan setan dan berat melakukan maksiat. Di antara sebabb-sebab taqwa yaitu orang yang berpuasa biasanya banyak melakukan ketaatan. Sedangkan ketaatan itu bagian dari takwa. Dan diantaranya, orang yang mampu jika ia merasakan penderitaan kelaparan maka ia akan merasa kasihan kepada para fakir yang tidak memilki harta apa-apa, dan inilah perbuatan takwa.” (Taisir Al-Karim Ar-Rahman: 94).
Keutamaan puasa lainnya, puasa dapat menghapuskan dosa-dosa yang telah lalu sebagaimana sabda Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam–, “Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan keimanan dan mengharapkan pahala (keikhlasan), maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Selain itu, keutamaan puasa yaitu mendapat pahala yang sangat besar yang tidak terbatas. Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– bersabda, “Semua iamal manusia itu untuk dirinya, diberi balasan suatu kebaikan itu dengan sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat. Allah ta’ala berfirman, “kecuali puaaa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang membalasnya.” (Muttafaq ‘alaih).
Pada bulan Ramadhan pula dianjurkan melakukan qiyam Ramadhan yaitu menghidupkan malam Ramadhan dengan shalat Tarawih, Tahajjud/Qiyamul Lail, Witir, dan memperbanyak tadarus Al-Qur’an. Inilah perbuatan taqwa.
Adapun keutamaan qiyam Ramadhan yaitu diampuni dosa-dosa yang telah lalu, sebagaimana sabda Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– , “Barang siapa yang melakukan qiyam Ramadhan dengan keimanan dan mengharapkan pahala (keikhlasan), maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dengan menjalankan ibadah puasa, shalat Tarawih, Tahajud/Qiyamul Lail, Witir dan tadarus Al-Qur’an, maka kita diharapkan menjadi orang yang bertakwa yang dijamin masuk surga oleh Allah ta’ala. Inilah doa, harapan dan cita-cita tertinggi setiap muslim.