INTERNASIONAL

Redakan Ketegangan Regional, Irak Gelar Konferensi Baghdad

Baghdad (SI Online) – Dalam upaya untuk menjadi mediator regional di tengah kekhawatiran kebangkitan ISIL (ISIS), Baghdad menjadi tuan rumah pertemuan dengan menghadirkan pejabat Saudi, Iran serta Prancis.

Pertemuan di beri tajuk “Baghdad Conference for Cooperastion and Partnership” (Konferensi Baghdad untuk Kerjasama dan Kemitraan).

Irak menjadi tuan rumah konferensi regional yang bertujuan untuk meredakan ketegangan di Timur Tengah sambil menekankan peran baru negara Arab Timur Tengah termasuk sebagai mediator. Demikian Aljazeera memberitakan, Sabtu, 28 Agustus 2021.

Kepala negara yang hadir termasuk Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, Raja Abdullah II dari Yordania, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Kuwait dan Uni Emirat Arab mengirim kepala pemerintahan mereka. Sementara Arab Saudi, Iran serta Turki mengutus Menteri Luar Negerinya.

Penyelenggara KTT Baghdad mengatakan mereka tidak mengharapkan terobosan diplomatik. Tidak ada indikasi pertemuan langsung antara Iran dan Arab Saudi, tetapi Irak mengatakan pembicaraan antara kedua negara, yang dimulai pada April, terus berlanjut.

“Fakta bahwa kami berhasil menyatukan negara-negara saingan di meja yang sama dan memulai dialog di antara mereka tidak hanya penting bagi mereka dan kami, tetapi juga bagi seluruh kawasan,” kata Menteri Luar Negeri Irak Fuad Hussein.

Awal tahun ini, Irak menjadi tuan rumah beberapa putaran pembicaraan langsung antara Arab Saudi dan Iran, dengan pejabat tingkat menengah membahas masalah yang berkaitan dengan Yaman dan Lebanon. Pembicaraan itu mengisyaratkan kemungkinan de-eskalasi setelah bertahun-tahun permusuhan yang sering meluas ke negara-negara tetangga dan setidaknya satu perang yang masih berkecamuk di Yaman.

Para pejabat Iran mengatakan mereka lebih fokus pada hasil pembicaraan di Wina dengan kekuatan Barat mengenai program nuklir Iran dan sanksi internasional.

“Pertemuan di Irak … hanya terfokus pada Irak dan bagaimana negara-negara regional dapat bekerja sama untuk membantu Irak,” kata seorang pejabat Iran kepada kantor berita Reuters menjelang KTT Baghdad.

Sementara itu Uni Emirat Arab dan Kuwait keduanya mengkonfirmasi bahwa menteri luar negeri mereka bertemu dengan rekan Iran mereka, Hossein Amirabdollahian, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Prancis yang ikut menyelenggarakan pertemuan itu, membahas krisis air regional yang berpotensi menghancurkan, perang di Yaman, dan situasi ekonomi dan politik yang parah di Lebanon yang telah membawa negara itu ke titik kehancuran.

Macron menggambarkan pertemuan Baghdad sangat bersejarah mengatakan itu menunjukkan kembalinya Irak ke stabilitas setelah perang yang menghancurkan melawan ISIL. Pemimpin Prancis itu mengatakan negaranya akan terus mengerahkan pasukan di Irak untuk memerangi terorisme bahkan jika AS mundur.

Analis mengatakan pertemuan itu adalah kesempatan bagi Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi untuk menunjukkan upayanya baru-baru ini untuk menggambarkan Irak sebagai mediator netral dalam krisis di kawasan itu dan terlibat kembali dalam percaturan dunia setelah konflik selama beberapa dekade.

Irak berusaha memainkan “peran pemersatu” untuk mengatasi krisis yang mengguncang kawasan itu, kata sumber yang dekat dengan al-Kadhimi.

Red: Agusdin/Al Jazeera

Artikel Terkait

Back to top button