NUIM HIDAYAT

Sebelum Tragedi WTC 2001, Tidak Ada Istilah ‘Islam Moderat’

Renungkanlah bagaimana Rasul sendiri dalam berdakwah, sehingga kemudian Khadijah, Ali, Abu Bakar masuk Islam. Dan sebelum 100 tahun Rasulullah saw wafat, Islam telah menyebar ke seluruh dunia.


Jadi Islam itu menentang faham penyamaan agama. Jika agama sama, untuk apa Rasulullah berjuang lebih dari 23 tahun di Makkah dan Madinah?

Perjuangan Rasul adalah perjuangan dakwah. Perjuangan agar kaum kafir masuk Islam dengan kesadarannya. Perjuangan agar kaum Muslim menjadi lebih baik Islamnya (akhlak mulia dan cerdas).

Paham membelah Islam Radikal dan Islam Moderat, menyebabkan pembelaan yang minim ketika HTI dan FPI dibubarkan.

Opini dibuat pemerintah agar kaum Muslim tidak membela keduanya, karena keduanya adalah radikal. Kelompok radikal wajar dibubarkan, Islam di Indonesia adalah Islam Nusantara atau Islam Moderat.

Begitu pula ketika Dr Zain an Najah, Ustadz Farid Okbah dan Dr Anung al Hamad ditangkap kaum Muslim juga minim pembelaannya. Ketiganya kan radikal, untuk apa dibela? Begitulah pernyataan yang dibuat kelompok Islam Moderat.

Itulah program yang dibuat Presiden Bush dengan para pendeta yang mengelilinginya. Mereka membuat program Islam Radikal dan Islam Moderat. Mereka membelah umat Islam dengan tujuan mengadu domba keduanya. Program itu berhasil dan kita menjadi pak turut membebeknya.

Kita lupa ayat Al-Qur’an menyatakan bahwa ‘sesungguhnya kaum Mukmin itu bersaudara’. Kita lupa Muslim adalah saudara Muslim lainnya. Kita terperangkap dengan jeratan kelompok-kelompok anti Islam.

Kata penyair besar Mohammad Iqbal,

“Barat tempatmu bergantung,
Telah menipu otakmu dan menyihir jiwamu
Barat tempatmu bergantung,
Telah menipu dirimu
Sekali dengan bujuk halus dan rayuan,
Sekali dengan belenggu dan jeratan.”

Nuim Hidayat, Direktur Akademi Dakwah Indonesia, Depok.

Laman sebelumnya 1 2 3

Artikel Terkait

Back to top button