#Bebaskan PalestinaNASIONAL

Tolak Solusi Dua Negara, Sekjen Gelora: Bubarkan Israel itu Solusi Alternatifnya

Jakarta (SI Online) – Sekretaris Jenderal Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Mahfuz Sidik menegaskan, pembubaran negara zionis Israel merupakan solusi alternatif yang harus mulai dipikirkan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan komunitas internasional.

Sebab, konflik antara Palestina-Israel saat ini sudah berlangsung selama 73 tahun yang telah menimbulkan korban jiwa di kedua belah pihak, terutama warga Palestina.

“Jadi solusi yang perlu kita pikirkan sekarang ini, solusi alternatifnya. Solusi yang kami sampaikan adalah mari kita berpikir mengenai solusi baru, bukan two-state Solution (solusi dua negara). Tapi, yuk bubarkan Israel, itu solusi alternatifnya,” kata Mahfuz dalam keterangannya, Kamis (27/5/2021).

Baca juga:

Menurut Mahfuz, penyelesaian konflik Palestina-Israel tidak akan pernah selesai apabila tidak kembali ke akar masalahnya. Akar masalah dari konflik ini, adalah berdirinya negara zionis Israel pada 1948 di tanah Palestina yang dirampas secara ilegal oleh kaum Yahudi.

“Saya kira kita harus kembali ke akar masalah, konflik ini muncul ketika tahun 1948 berdiri negara di atas tanah yang dirampas secara ilegal, yaitu negara Israel,” ujar Mahfuz.

Ketua Komisi I DPR 2010-2016 ini menilai konflik antara Palestina-Israel telah berlangsung lama dan panjang, yang bisa dilihat dari tiga aspek, yakni okupasi Israel, konflik antar negara dan pembagian wilayah.

Okupasi Israel ditandai dengan berdirinya negara zionis Israel pada 1948, sehingga konflik yang terjadi telah berlangsung 73 tahun. Sedang jika dilihat dari konflik antarnegara, ditandai dengan deklarasi negara Palestina pada 1988 di Aljazair, maka usia konflik 33 tahun. Sementara jika melihat kesepakatan Oslo pada 1994 yang melakukan pembagian wilayah, maka konflik sudah 27 tahun terjadi.

Baca juga:

“Jadi kalau kita melihat usia konflik ini sudah panjang, dan kelihatannya Amerika dan Eropa sudah mulai capek menyelesaikan konflik ini, termasuk PBB sulit mengatasi ini,” kata Mahfuz Sidik.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button