NUIM HIDAYAT

Tugas Kita: Dakwah atau Cari Kekuasaan?

Rasulullah menolak, hingga menyatakan, “Wahai Paman, Demi Allah, meski matahari diletakkan di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku, agar aku meninggalkan perkara ini (penyampaian risalah), sehingga Allah memenangkannya atau aku binasa, pastilah tidak akan aku meninggalkannya.”

Begitulah tekad hebat Rasulullah. dakwah harus terus dijalankan, dalam situasi apapun.

Adapun kekuasaan adalah karunia dari Allah. Dalam sejarah kita lihat ada Nabi yang dibunuh, seperti ‘Nabi Yahya dan Nabi Zakaria’. Ada ulama yang dibunuh, seperti Hasan al Bana dan Sayid Qutb.

Mereka tidak dapat menikmati kekuasaan, karena memang itu bukan yang dicari. Yang dicari adalah keridhaan Allah, Yang dicari adalah agar manusia dapat merasakan kebahagiaan risalah Ilahi, baik di dunia maupun di akhirat.

Seorang Muslim yang sungguh-sungguh dalam berdakwah, maka Allah akan memberikan ‘kekuasaan’ padanya. Lihatlah Rasulullah yang berdakwah sungguh-sungguh selama 13 tahun di Mekkah, akhirnya Allah memberinya kekuasaan di Madinah. Masyarakat Madinah yang telah menerima dakwah Rasulullah, akhirnya menjadikan Rasul sebagai pemimpin.

Rasul telah mengalami ujian berat dalam berdakwah. Ada beberapa sahabatnya yang disiksa dan dibunuh, diblokade ekonominya dan terakhir mau dibunuh. Sehingga Allah pun akhirnya ‘turun tangan’ mewahyukan Rasul agar berhijrah. Di Madinah Rasulullah berhasil membangun masyarakat yang shalih dan hebat.

Dalam puncak kesulitan, memang Allah berikan kemudahan. Al-Qur’an menyatakan dua kali ayat yang sama dalam masalah ini. “Maka sesungguhnya dalam kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya dalam kesulitan ada kemudahan.”

Walhasil, renungkanlah surat al Bayyinah ini,

  1. Orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tidak akan meninggalkan (agama mereka) sampai datang kepada mereka bukti yang nyata,
  2. (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang suci (Al-Qur’an),
  3. di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus (benar).
  4. Dan tidaklah terpecah-belah orang-orang Ahli Kitab melainkan setelah datang kepada mereka bukti yang nyata.
  5. Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).
  6. Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk.
  7. Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.
  8. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ’Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.

Wallahu azizun hakim.

Nuim Hidayat, Direktur Akademi Dakwah Indonesia, Depok.

Laman sebelumnya 1 2 3

Artikel Terkait

Back to top button