OASE

Wajah Calon Penghuni Surga

Namun demikian, ikhlas saja tidak cukup. Hal ini disebabkan, banyaknya di antara kita yang ketika beribadah hanya mengikuti perasaan, tetapi minim ilmu. Sehingga, tidak sesuai dengan tuntunan sunah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.

Mengikuti tuntunan sunah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam inilah yang menjadi syarat ketiga. Dengan demikian, melakukan sebuah amal shalih pada awalnya harus berorientasi ikhlas karena Allah dan kemudian, harus dibarengi dengan pengetahuan yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah Muhammad saw. Inilah langkah-langkah yang harus kita lakukan dalam melakukan sebaik-baik amal.

Syarat keempat, berorientasi akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman pada surat Al Isra’ ayat 19:

وَمَنْ اَرَادَ الْاٰخِرَةَ وَسَعٰى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَاُولٰۤىِٕكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَّشْكُوْرًا

“Dan barang siapa menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan dia beriman; maka mereka itulah orang yang usahanya dibalas dengan baik.”

Visi tertinggi seorang muslim dalam kehidupan dunia adalah akhirat. Namun, sayangnya, kebanyakan manusia dalam menjalani kehidupan di dunia seperti yang digambarkan dalam surat Al Kahfi ayat 104.

اَلَّذِيْنَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ يُحْسِنُوْنَ صُنْعًا

“(Yaitu) orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya.”

Inilah orang yang celaka, usaha terbaiknya hanya terhenti untuk dunia. Di mata Tuhan nya perbuatan mereka ini hanya sia-sia. Saat seseorang tidak memiliki orientasi akhirat; tidak memiliki visi masa depan untuk sampai di surga, maka pada malam hari hanya dimanfaatkan untuk tidur.

Padahal dengan banyak tidur, otomatis hak istimewa sebagai hamba yang ada pada malam hari akan hilang. Atau, karena terlalu sibuk dengan urusan bisnis dan karier, lalu tidur terlalu larut. Sehingga waktu tahajud terlewat. Subuh pun kesiangan. Waktu-waktu istimewa di sepertiga malam pun hilang. Namun, tidak demikian dengan para pekerja keras yang berorientasi akhirat, tidur selarut apa pun dan dalam kondisi yang selelah apa pun dia akan tetap menjaga waktu istimewanya dengan Allah pada sepertiga akhir malam.

Artinya, di sinilah kekuatan cara berpikir kita yang akan menjadi penyokong konsistensi dan produktivitas seorang muslim untuk terus melakukan amal shalih yang akan mengantarkannya menjejak di surga.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button