TELADAN

Waktu Cepat Berlalu, Bagaimana dengan Amal Kita?

Ternyata begitu cepat waktu berlalu meninggalkan kita tanpa terasa, sedangkan apa yang kita sudah perbuat dan sudah kita kumpulkan sebagai pundi pundi amal kita tidak ada bahkan hilang bagai debu yang beterbangan.

Waktu berlalu cepat…
Ternyata tidak ada yang bisa kita perbuat…
Ternyata Tak mampu mengkhatamkan AlQuran…
Ternyata Tak kuasa menghafalkan satu suratpun dari AlQuran…
Ternyata kesehatan tubuh hilang ditelan waktu sekarang ada dipembaringan…
Ternyata rambut yang menghitam sekarang sudah beruban…
Ternyata wajah yang jelita sekarang tinggal keriput tua…
Ternyata semua tinggal penyesalan yang tersisa…
Ternyata pula jarak terjauh adalah masa lalu yang tak bisa kita jelajah…

Tanda tanda waktu begitu cepat berlalu dan kita begitu terbuai melaluinya tanpa bekal akhirat yang tersisa, inilah waktu akhir zaman yang sudah di sebutkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, beliau bersabda:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَقَارَبَ الزَّمَانُ فَتَكُونَ السَّنَةُ كَالشَّهْرِ، وَيَكُونَ الشَّهْرُ كَالْجُمُعَةِ، وَتَكُونَ الْجُمُعَةُ كَالْيَوْمِ، وَيَكُونَ الْيَوْمُ كَالسَّاعَةِ، وَتَكُونَ السَّاعَةُ كَاحْتِرَاقِ السَّعَفَةِ

“Tidak akan terjadi hari kiamat hingga zaman berdekatan (waktu terasa singkat), Setahun bagaikan sebulan, Sebulan bagaikan sepekan, Sepekan bagaikan sehari, Sehari bagaikan sejam dan Sejam bagaikan terbakarnya pelepah pohon kurma.” (HR. Ahmad, shahih oleh al-Albani dalam al-Jaami’ ash Shaghiir, 7299)

Ibnu Hajar Al-Asqolani rahimahullahu Ta’ala berkata :

فإنا نجد من سرعة مر الأيام ما لم نكن نجده في العصر الذي قبل عصرنا هذا، وإن لم يكن هناك عيش مستلذ ؛ والحق أن المراد نزع البركة من كل شيء ، حتى من الزمان ، وذلك من علامات قرب الساعة .

“Sungguh kita telah mendapati cepatnya hari-hari yang telah berlalu dan ini tidak kita jumpai pada masa sebelum zaman kita sekarang ini. Walaupun di masa itu tidak ada kehidupan yang terasa lezat. Dan yang benar bahwa maksud dari semua hal itu adalah dicabutnya barokah dari segala sesuatu hingga perihal masa sekalipun. Dan itu merupakan tanda dekatnya hari kiamat.” (Fathul Bari 13/19)

Subhanallah, diantara tanda terasa cepatnya waktu adalah dicabutnya keberkahan…Maka sungguh merugi, jika kita tidak mensegerakan dan memperbanyak amal dalam kondisi ini.

Oleh karena itu benarlah perkataan Ibnul Qayyim rahimahullahu ta’ala agar kita tidak merugi tentang waktu yang amat cepat berlalu, beliau rahimahullahu ta’ala berkata : “Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi dan penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan adzab yang pedih. Ketahuilah bahwa berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan (mendung).

Barangsiapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah pada Allah Ta’ala, maka itulah waktu dan umurnya yang sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun hanya teranggap seperti kehidupan binatang ternak. Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekedar menghamburkan syahwat (hawa nafsu), berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan, maka sungguh kematian lebih layak bagi dirinya.” (Kitab Al Jawabul Kafi, 109)

Aun bin ‘Abdillah rahimahullah berkata : “Sikapilah bahwa besok adalah ajalmu. Karena begitu banyak orang yang menemui hari besok, ia malah tidak bisa menyempurnakannya. Begitu banyak orang yang berangan-angan panjang umur, ia malah tidak bisa menemui hari esok. Seharusnya ketika engkau mengingat kematian, engkau akan benci terhadap sikap panjang angan-angan.”

Beliau juga berkata :

إنَّ من أنفع أيام المؤمن له في الدنيا ما ظن أنَّه لا يدرك آخره

“Sesungguhnya hari yang bermanfaat bagi seorang mukmin di dunia adalah ia merasa bahwa hari esok sulit ia temui.” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2: 385)

Astaghfirullah hal adzim…beristighfarlah demi waktu, karena diantaranya terdapat kondisi kondisi tanpa amal, bahkan maksiat yang merengkuhnya hingga terbuai dengannya.

Sungguh merugilah mereka dikala waktu yang ada hanya dipakai untuk bersantai ria hura hura tanpa sedetikpun lisan berbasah dengan dzikirullah…na’udzhubillah.
Banyak yang terlena dengan waktu hingga Allah Ta’ala takdirkan su’ul khotimah. Kita berlindung kepada Allah Ta’ala agar terhindar dari semua itu.

Wallahu a’lam

Abu Miqdam
Komunitas Akhlaq Mulia

Artikel Terkait

BACA JUGA
Close
Back to top button