#Bebaskan PalestinaSILATURAHIM

Zakaria Zubaidi, Napi Palestina Simbol Intifada Kedua

Kakak yang perhatian

Yahia juga ingat bahwa ketika wajahnya terbakar pada tahun 2001 dan dia harus tinggal di rumah sakit selama sebulan, kakak laki-laki itu selalu bersamanya.

“Dia tidak pernah meninggalkan saya sendirian setiap saat di rumah sakit, bahkan ketika ibu saya mengunjungi kami dan memintanya untuk kembali ke rumah untuk beristirahat,” katanya.

Beberapa bulan kemudian, selongsong mortir meledak di wajah Zakaria yang menyebabkan kerusakan parah dan kronis pada penglihatan dan kelainan bentuk wajah.

Baca juga: Buru Enam Napi Palestina yang Kabur dari Penjara Gilboa, Israel Habiskan Rp427 Miliar

Selama Intifada Kedua, tentara Israel menyerang rumah Zakaria dan membunuh ibunya pada Maret 2002. Sebulan kemudian saudaranya Taha juga terbunuh.

“Dia menikah selama Intifada. Tapi dia tidak bisa hidup sebagai ayah dengan anak-anaknya karena menghadapi tuntutan Israel,” kata Yahia.

Setidaknya ada empat upaya untuk membunuhnya dan dia terluka beberapa kali.

Pada 2007, Otoritas Palestina menandatangani perjanjian politik dengan Israel di mana Israel tidak menangkap Zakaria, tetapi membatasi gerakannya.

Dia tinggal bersama keluarganya selama lima tahun, hingga pada 2012, namun Otoritas Palestina menahannya atas tuduhan bahwa dia terlibat dalam penembakan permukiman Israel selama perang 2012 di Gaza.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button