Akan Dideportasi dari Al Aqsha, Syekh Ikrimah Sabri Menolak
Yerusalam (SI Online) – Khatib Masjid al-Aqsha, Syekh Ikrima Sabri (81), mengungkapkan otoritas penjajah Israel pada Ahad (10/10/2021) telah menginterogasi dirinya tentang shalat di Bab al-Rahma dan khotbahnya di Masjid al-Aqsha.
Syekh Sabri juga menegaskan, ia menolak untuk menandatangani keputusan pendeportasian dirinya dari Masjid al-Aqsha.
Dalam sebuah pernyataan pers yang disampaikan pada Ahad kemarin, Syekh Sabri menyatakan bahwa interogasi difokuskan pada masalah yang terjadi di Bab al-Rahma. Mereka mengklaim bahwa sudah ada keputusan pengadilan Israel untuk menutupnya. Maka Syekh Sabri menjawabnya bahwa mushalla Bab al-Rahma terbuka dan merupakan bagian dari Masjid al-Aqsha.
Sabri menambahkan, intelijen penjajah Israel juga menginterogasinya tentang pergerakannya di antara masjid-masjid.
“Saya berkhotbah di masjid mana pun yang mengundang saya ke sana. Perjalanan saja ke masjid-masjid lain termasuk dalam tugas keagamaan saya,” ungkapnya.
Pada pukul setengah enam pagi, intelijen penjajah Israel menyerbu rumah Syekh Sabri. Mereka menyerahkan surat pemberitahuan untuk menghadap pihak intelijen Israel di pusat interogasi al-Maskobiya.
Interogasi terhadap Syekh Sabri berlangsung selama sekitar lima jam, fokus pada kehadirannya di Masjid al-Aqsha. Pihak penjajah Israel mengklaim bahwa kehadirannya di Masjid al-Aqsha menyebabkan ketegangan, kekacauan dan merupakan pelanggaran keamanan. Pihak penjajah Israel juga mengklaim bahwa khutbah dan ceramahnya provokatif dan menghasut.
Penjajah Israel membebaskan Syekh Sabri setelah keluar keputusan dari intelijen penjajah Israel untuk mendeportasi dirinya dari Masjid al-Aqsha selama sepekan, dan dapat diperpanjang selama beberapa bulan.
“Mereka berusaha agar saya menandatangani keputusan pendeportasian diri saya. Akan tetapi saya menolak keputusan tersebut. Itu adalah keputusan yang tidak sah, bertentangan dengan kebebasan beribadah dan hak saya untuk sholat di al-Aqsha. Itu merupakan pembatasan kebebasan beribadah, dan itu mengganggu urusan agama dan tugas saya,” kata dia.
Syekh Sabri menegaskan bahwa yang menjadi sebab ketegangan dan kekacauan keamanan adalah keputusan dan pelanggaran yang dilakukan penjajah Israel.