TELADAN

Belajar Adil dari Khalifah Umar

Aku perhatikan Anda telah menodai kepercayaanku. Aku berpendapat lebih baik mencopot jabatanmu. Anda telah mencambuk Abdurrahman bin Umar di dalam rumahmu, sedang Anda sudah mengerti bahwa tindakan semacam ini menyalahi aturanku?

Abdurrahman itu tidak lain adalah bagian dari rakyatmu. Anda harus memperlakukan dia sebagaimana Anda memperlakukan muslim lainnya. Akan tetapi Anda katakan, ”Dia adalah putra Amirul Mukminin.” Anda sendiri sudah tahu bahwa tidak ada perbedaan manusia di mata saya dalam hal-hal yang berkaitan dengan hak yang harus bagi Allah. Bila Anda telah menerima suratku ini, maka suruhlah dia (Abdurrahman) mengenakan mantel yang lebar hingga dia tahu bahwa keburukan perbuatan yang telah dilakukannya.” (Ibnul Jauzi, Manaqib Amirul Mukminin)

Setelah itu, Abdurrahman digiring ke sebuah lapangan di pusat kota. Amr bin Al-Ash lalu mencambuk Abdurrahman di depan publik. Riwayat ini juga dirawikan bin Sa’ad dari bin Az-Zubair. Juga dirawikan Abd Ar-Razzaq dengan sanad yang statusnya sahih dari Ibnu Umar.

Demikianlah, kita perhatikan persamaan manusia di hadapan syariat. Tersangka adalah putra Amirul Mukminin. Amr bin Al-Ash, selaku gubernur, tidak memaafkan Abdurrahman dari sanksi hukum. Umar, sebagai Amirul Mukminin, mendapati anaknya mendapatkan perlakuan istimewa dan dispensasi. Hal ini membuat Umar merasa terpukul. Umar langsung menghukum gubernurnya dengan hukuman paling berat. Umar mengintruksikan agar anaknya, Abdurrahman, dihukum di depan publik. Tujuannya, untuk memberikan efek jera kepada anaknya. Wallahu a’lam.

(Shodiq Ramadhan)

Laman sebelumnya 1 2 3

Artikel Terkait

Back to top button