NASIONAL

Bukan Partai Masyumi, BPU-PPII Deklarasikan PDRI

Jakarta (SI Online) – Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Partai Islam Ideologis (BPU-PPII) atau dikenal juga dengan Panitia Persiapan Pendirian Partai Islam Ideologis (P4II) akhirnya mendeklarasikan partai politik Islam baru. Partai yang keluar dari rahim BPU-PPII itu bernama Partai Da’wah Rakyat Indonesia (PDRI).

Ketua BPU-PPII KH Cholil Ridwan saat membacakan Manifesto PDRI dalam acara Soft Launching dan Konferensi Pers PDRI mengatakan, PDRI lahir dari musyawarah alim ulama dan cerdik pandai serta tokoh umat Islam yang membentuk BPU-PPII pada 7 September 2019 lalu.

“Badan ini bertugas untuk melakukan kajian dan upaya-upaya melahirkan sebuah partai Islam Ideologis. Perjalanan BPU-PPII selama satu tahun delapan bulan menyimpulkan melahirkan partai Islam ideologis bernama Partai Da’wah Rakyat Indonesia (PDRI),” ungkap Kiai Cholil di Masjid Abu Bakar, Pesantren Husnayain, Jakarta Timur, Senin, 31 Mei 2021.

Kiai Cholil menjelaskan, pemilihan nama “Partai Da’wah” bermaksud ingin menjawab persoalan-persoalan umat Islam dalam berbangsa dan bernegara yang tidak mungkin dipisahkan dengan tugas dakwah. Karena dakwah memberi solusi bagi persoalan-persoalan berbangsa dan bernegara. Ini mempertegas bahwa dakwah dan politik adalah dua hal yang harus berjalan bersamaan.

Baca juga:

“Kegiatan politik adalah kegiatan dakwah dan kegiatan dakwah adalah juga kegiatan politik. Bahkan membaca dakwah di zaman Rasulullah, politik itu menjadi lokomotif dakwah dan ekonomi bahkan hanya dalam kurun waktu 10 tahun dakwah Rasul berhasil gilang gemilang. Karena politik menjadi lokomotif dakwah, berpolitik ibarat buldozer yang meratakan tanah untuk dibangun gedung dakwah Islam,” ujar Pengasuh Pesantren Husnayain itu.

Selain itu, kata Kiai Cholil, sebagian partai politik mendekati masyarakat ketika menjelang pemilu sehingga mereka merasa hanya diperlukan suaranya saja sementara problematika kehidupan mereka jauh dari keadilan dan kemakmuran.

“Sehingga PDRI bertekad untuk berbenteng di hati umat, bersama dengan umat dan rakyat akan berusaha memberikan pemecahan masalah dan pendampingan menuju keadilan dan kemakmuran yang dicita citakan oleh bangsa dan negara kita,” ujarnya.

Ia mengatakan, kebanyakan partai juga terkena penyakit kapitalisme yang semuanya digantungkan dengan materi sehingga muncul cukong-cukong politik yang menjualbelikan jabatan publik atau posisi legislatif dengan menggelontorkan uang dan money politics sehingga merusak mental banyak orang tak ubahnya seperti politik daging sapi.

Sebab itu, PDRI perlu mempelopori gerakan moral agar keimanan dan ketahanan kepribadian tidak dijual atau digadaikan kepada konglomerat atau oligarki yang telah menguasai ekonomi dan bernafsu menguasai politik melalui pasar gelap.

“Integritas kepribadian yang dedikatif diperlukan sebagai contoh dan ketauladan dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai kejujuran, keadilan, kedermawanan, kesabaran, gotong royong, pengorbanan untuk orang lain dan kebersihan jiwa serta kebeningan qalbu untuk membahagiakan orang lain agar senang di dunia dan selamat di akhirat merupakan harapan PDRI,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan berbagai bangsa dan negara sekarang ini sedang mengalami nasib yang menyedihkan. “Untuk itu kami menyatakan PDRI berdiri bersama kaum tertindas, bangsa tertindas, melawan kedzaliman. PDRI juga akan tetap mendesak pemerintah RI untuk secara sungguh-sungguh ikut terlibat dalam upaya melepaskan negara-negara yang terjajah seperti Palestina dari jajahan Israel, Rohingya dari Burma juga Uighur dari rezim partai tunggal atheis komunis,” ujarnya.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button