NUIM HIDAYAT

Cinta Akan Mengubahmu

Adham Syarqawi, penulis dari Palestina yang terkenal, menulis buku yang menarik, “Cinta Telah Mengubahku”. Ia menyatakan bahwa mungkin orang kaget ketika ia menulis masalah cinta. Padahal para ulama banyak yang membahas masalah ini.

Ibnu Qayyim al Jauziyah menulis buku “Raudhatul Muhibbin was Nuzhatul Musytaqin”. Ibnu Hazm menulis “Dzammu al Hawa”. Dawud al Anthaki menulis buku tentang cinta berjudul “Tazyin al Aswaq fi Akhbar al Ushshaq”. Syihabudin Ahmad bin Abu Hajlah menulis buku “Diwan ash Shahavah”. Al Kharaithi menulis buku “I’tilal al Qulub”, buku ini dirujuk oleh Ibnu Qayyim dan Ibnul Jauzi.

Al Fadhl bin Sahl as Sarkhasi meriwayatkan bahwa Raja Persia, Bahram Gur, memiliki seorang putra yang ia siapkan untuk menjadi raja setelahnya. Namun putranya tumbuh menjadi orang yang tidak bersemangat, kurang sopan, pemalas dan tidak beretika. Sang Raja mempercayakan putranya kepada para guru dan cendekiawan untuk mendidiknya dan ia selalu menanyakan [erkembangan putranya. Tetapi mereka selalu melaporkan bahwa tidak ada perubahan.

Suatu hari, raja bertanya kepada salah satu grunya, dan guru itu berkata, ”Kami dulu khawatir dengan perilakunya yang buruk, namun sekarang terjadi sesuatu yang membuat kami berharap dia akan menjadi baik.”

Raja bertanya, ”Apa itu?”

Guru itu menjawab, ”Dia melihat putri seorang pejabat tinggi dan jatuh cinta padanya. Cinta itu menguasai dirinya sehingga dia tidak bisa tenang tanpanya, dan pikirannya hanya tertuju pada gadis itu.”

Mendengar itu sang Raja berkata, ”Sekarang saya berharap dia akan menjadi lebih baik.”

Kemudian raja memanggil ayah si gadis dan berkata, ”Saya akan memberitahumu sebuah rahasia, jangan beritahukan kepada siapapun.”

Dia memberitahukan bahwa putranya telah jatuh cinta pada putri lelaki tersebut dan ingin menikahinya. Sang raja memerintahkan agar lelaki itu menyuruh putrinya untuk membuat putranya berharap dan berkomunikasi dengannya, tetapi tanpa memperlihatkan diri atau membiarkan pandangannya jatuh padanya. Ketika hasrat putranya sudah mencapai puncak, putrinya diminta untuk menghindarinya dan menjauhinya. Jika putranya mengirim pesan untuk mengirim pesan untuk menanyakan alasan, putrinya harus menjawab bahwa ia hanya layak untuk menikah dengan seorang raja. Setelah itu lelaki tersebut harus melaporkan perkembangan kepada sang raja, tanpa memberitahu rahasia ini kepada putra putrinya. Sang ayah pun setuju.

Raja kemudian berkata kepada guru putranya, ”Dorong dia untuk terus berkomunikasi dengan Perempuan itu.” Sang guru mengikuti perintah raja dan putri itu melakukan apa yang diperintahkan oleh ayahnya. Ketika Hasrat sang pangeran semakin besar, gadis itu mulai mengabaikannya dan bersikap dingin. Ketika sang pangeran bertanya, ia diberitahu bahwa gadis itu tidak layak untuk seseorang seperti dirinya yang tidak memiliki kualitas raja dan bahwa ia hanyalah seorang pemuda yang sembrono.

Mulai saat itu sang pangeran mulai belajar sopan santun, mencari kebijaksanaan, mempelajari ilmu, serta melatih kemampuannya dalam berkuda dan memanah. Ia akhirnya unggul dalam semua hal tersebut bahkan membuat sang raja terkesan.

Kemudian raja memerintahkan guru putranya untuk mendorongnya menyampaikan niatnya kepada ayahnya tentang keinginannya untuk menikahi gadis itu. Sang pangeran pun menyampaikan keinginannya kepada sang raja.

Raja mengirim utusan kepada ayah gadis itu dan menikahkan putranya dengannya. Sang raja memerintahkan agar gadis itu dibawa ke istana. Sebelum mereka berkumpul, raja berkata kepada putranya, ”Wahai anakku, janganlah kamu merendahkan Perempuan itu dengan surat-surat yang dia kirimkan kepadamu. Sayalah yang memerintahkan untuk melakukannya. Dia adalah orang yang paling berperan besar dalam membuatmu mencari kebijaksanan dan bersikap seperti sang raja, sehingga kini kamu layak menjadi raja setelahku. Maka perlakukanlah dia dengan kehormatan dan kemuliaan yang pantas baginya.”

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

BACA JUGA
Close
Back to top button