Pejabat Militer Israel Minta PM yang Baru Segera Siapkan Serangan ke Iran
Tel Aviv (SI Online) – Para pejabat keamanan Zionis Israel meminta rezim Perdana Menteri Naftali Bennett yang baru segera menyiapkan serangan ke Iran dengan target situs program nuklir negara tersebut. Seruan ini muncul setelah tokoh Syiah Ebrahim Raisi memenangkan pemilihan presiden dalam Pilpres beberapa waktu lalu.
Para pejabat Zionis percaya presiden terpilih Iran Ebrahim Raisi akan mengadopsi pandangan garis keras Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei tentang kebijakan luar negeri dan kebijakan nuklirnya.
Media yang berbasis di Israel, Channel 12, melaporkan Raisi mendukung kembalinya kesepakatan 2015 yang membatasi program nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi internasional terhadap Teheran. Namun, penilaian di Israel adalah bahwa kesepakatan dengan negara-negara kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China) untuk memulihkan kesepakatan itu tidak akan ditandatangani sampai Agustus, ketika Raisi menjabat. Sementara itu, bagaimanapun, Iran diperkirakan akan memproduksi stok uranium yang diperkaya.
“Tidak akan ada pilihan (sekarang) selain kembali dan menyiapkan rencana serangan untuk program nuklir Iran. Ini akan membutuhkan anggaran dan realokasi sumber daya,” kata salah seorang pejabat senior pemerintah Israel yang menolak untuk disebutkan namanya.
Baca juga: Ebrahim Raisi Menangkan Pilpres Iran
Bennett mengatakan kepada kabinetnya; “Ini adalah kesempatan terakhir bagi kekuatan dunia untuk bangun…dan memahami dengan siapa mereka berurusan.”
“Rezim algojo brutal tidak boleh diizinkan memiliki senjata pemusnah massal,” klaim dia seperti dikutip BBC, Senin (21/6/2021).
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid terang-terangan menyebut Raisi sebagai ekstremis.
“Presiden baru Iran, yang dikenal sebagai Jagal Teheran, adalah seorang ekstremis yang bertanggung jawab atas kematian ribuan orang Iran. Dia berkomitmen pada ambisi nuklir rezim dan kampanye teror globalnya,” katanya di Twitter seolah tak menyadari siapa sesungguhnya Israel.
“Pemilihannya harus mendorong tekad baru untuk segera menghentikan program nuklir Iran dan mengakhiri ambisi regionalnya yang merusak,” ujarnya.
Meski Israel adalah negara teroris dan penjajah, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Lior Haiat seolah tak tahu malu. Melalui Twitter ia mengatakan Raisi akan menjadi presiden paling ekstremis.
“Seorang tokoh ekstremis, yang berkomitmen pada program nuklir militer Iran yang berkembang pesat, pemilihannya memperjelas niat jahat Iran yang sebenarnya, dan harus memicu keprihatinan serius di antara komunitas internasional,” katanya.