NUIM HIDAYAT

AstraZeneca yang Bikin Heboh

Vaksin AstraZeneca telah bikin heboh. Masyarakat Indonesia terbelah antara yang pro Fatwa MUI dan kontra fatwa MUI. Di luar negeri, vaksin ini juga sempat menuai masalah.

Ketika Majelis Ulama Indonesia menyatakan bahwa vaksin ini haram, tapi boleh digunakan, mantan pengurus MUI Pusat Tengku Zulkarnain memprotesnya. Dalam twitternya Tengku menyatakan bahwa tidak boleh hukum halal diberlakukan, karena pemerintah telah terlanjur membelinya.

Memang pemerintah terlanjur membeli vaksin ini dalam jumlah besar. Selain 1,1 juta yang telah diedarkan beberapa hari lalu, kini ada 50 juta dosis baru yang datang pada bulan Mei mendatang secara bertahap. Jumlah itu berasal dari mekanisme supply yang bersifat b2b antara Bio Farma kepada AstraZeneca. “Ini volume yang disepakati 50 juta dosis dan kita harapkan segera datang di bulan Mei secara bertahap,” kata Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir dalam program Dam Power Lunch CNBC Indonesia, kemarin (24/3/2021).

Selain b2b, Indonesia juga memiliki mekanisme lain yakni multilateral melalui Gavi. Beberapa waktu lalu, vaksin AstraZeneca sudah datang ke Indonesia sekitar 1,1 juta dosis dan akan datang lagi 11,1 juta dosis.

Vaksin AstraZeneca dikabarkan memiliki tanggal kadaluarsa 31 Mei 2021 mendatang. Mengenai hal tersebut, Honesti mengatakan vaksin yang datang langsung didistribusikan ke lokasi vaksinasi.

Selain kontroversi karena vaksin ini mengandung tripsin dari babi, vaksin ini juga dimasalahkan di Amerika Serikat. Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) AS menyampaikan kekhawatiran atas data yang diberikan oleh AstraZeneca. Mereka mengatakan AstraZeneca mungkin memasukkan informasi yang sudah kadaluarsa selama uji coba vaksin Covid-19, sehari setelah perusahaan tersebut mengklaim vaksin buatan mereka sangat efektif dalam mencegah penyakit Covid-19.

Menanggapi hal tersebut, perusahaan farmasi Anglo-Swedia ini mengatakan akan menerbitkan data baru “dalam waktu 48 jam” sebagai tanggapan atas keprihatinan yang diajukan oleh NIAID.

Masalah baru bagi produsen obat itu, yang pada Senin (22/3/2021) mengatakan vaksinnya 79% efektif dalam mencegah Covid-19, muncul ketika negara-negara di Eropa protes atas kekurangan dosis suntikan sekaligus khawatir akan keamanan vaksin tersebut.

Sebelumnya Kepala Uni Eropa Ursula von der Leyen mengancam untuk menghentikan ekspor vaksin Covid-19 AstraZeneca jika Uni Eropa tidak menerima vaksin sebagaimana yang telah dijanjikan.

Peringatan von der Leyen hadir kala UE berjuang untuk mempercepat vaksinasi di negara-negara anggota. Maklum, sejumlah negara sedang menghadapi gelombang ketiga pandemi Covid-19 yang diikuti pembatasan terhadap aktivitas publik.

Von der Leyen mengungkapkan AstraZeneca hanya mengirimkan 30% dari total 90 juta dosis vaksin Covid-19 yang dijanjikan akan direalisasikan pada kuartal pertama tahun ini. Komisi Eropa telah mengirim surat resmi berisi protes kepada manajemen AstraZeneca.

Sementara, menambah publisitas negatif untuk AstraZeneca, otoritas Prancis mengatakan mereka sedang menyelidiki kematian seorang mahasiswa kedokteran berusia 26 tahun setelah beberapa hari menerima suntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca. Meski begitu mereka menekankan belum ada hubungan antara kematian dan vaksin tersebut.

***

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button