NASIONAL

Sidak ke Lokasi, Partai Ummat Khawatir IKN Jadi Proyek Mubazir

Kalimantan (SI Online) – Ketua Majelis Syuro Partai Ummat HM Amien Rais dan Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi mengunjungi lokasi yang akan dijadikan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur.

Dalam kunjungan yang dilakukan 18 November 2023 lalu, keduanya mendapatkan fakta-fakta yang menimbulkan kekhawatiran.

“Di dekat IKN, sekelompok warga menemui kami. Mereka mengeluhkan ‘badai’ debu yang dibawa oleh truk-truk besar, yang siang-malam keluar-masuk IKN. Dan memang benar, semakin dalam kami menuju IKN, semakin terlihat jelas lapisan debu tebal nan pekat menutupi jalan-jalan raya dan tembok-tembok rumah warga,” ujar Ridho melalui catatan perjalanannya.

Ia mengungkapkan, pemandangan hijau hutan yang dilalui sebelumnya, mendadak menjadi coklat tanah-lumpur yang kering di mana-mana, seperti desa tak terawat.

“Di sepanjang jalan itu pula kami lihat kantor dan mess-mess BUMN yang baru separuh jalan dibangun,” ungkap Ridho.

Ketika sampai di titik nol IKN. Pihaknya berharap dapat melihat bangunan-bangunan yang kiranya sudah hampir jadi.

“Karena kita semua telah mendengar, keinginan pemerintah untuk menyelenggarakan Upacara 17 Agustus tahun depan di sana. Kita juga lihat di media sosial, para influencer menampilkan latar belakang bangunan IKN yang besar dan terkesan hampir jadi,” jelasnya.

“Memasuki IKN, seketika kami bingung karena tempat itu bukan sebagaimana yang ada di dalam bayangan kami. Hampir semua bangunan yang kami lalui, kalau tidak baru papan nama saja, maka baru tahap awal yang mungkin tak lebih dari 30-40 persen,” tambah Ridho.

Meski demikian, ada beberapa rumah-rumah menteri yang dari luar tampak hampir jadi, tapi masih jauh untuk dapat ditinggali. Infrastruktur dasar seperti sanitasi pun juga terlihat dalam tahap awal sekali. Masih banyak yang berupa galian besar terbuka begitu saja.

“Kami lanjutkan masuk lebih jauh ke IKN hingga ke bangunan bakal Istana Presiden, tak jauh dari sana juga terlihat tempat bakal upacara 17 Agustus. Sama saja, menurut kami, masih jauh dari yang kami bayangkan sebelumnya. Sulit untuk membayangkan tempat itu benar-benar siap dan layak untuk upacara 17 Agustus tahun depan, kecuali kalau dipaksakan sana-sini,” tutur Ridho.

Kata dia, jika dihitung-hitung entah berapa ratus kalau tidak ribuan triliun rupiah yang dibutuhkan, tidak hanya untuk menyelesaikan bangunan IKN yang secara keseluruhan, itu belum apa-apa, tapi juga untuk memindahkan peradaban pemerintahan ibu kota seluruhnya ke sana.

“Kemudian, entah saya yang mulai kehilangan kapasitas spasial, tapi saya melihat bangunan-bangunan di IKN termasuk istana presiden, cenderung lebih kecil ketimbang kesan yang saya dapat dari perencanaan yang dipublikasikan. Atau bukan kemampuan spasial saya yang menurun tapi akal saya yang terpedaya oleh visualisasi yang bias dan berita-berita yang menggembar-gemborkan IKN,” jelas Ridho.

“Ambisius, saya takut IKN adalah lebih ke sebuah proyek ambisius kelompok kecil dengan syahwat kepentingan pribadinya, ketimbang sebuah proyek kebangsaan untuk kepentingan rakyat. Tak ada kesan kajian yang mendalam dan saintifik dari progres IKN yang kami lihat kemarin. Serba tidak siap, itulah kesan yang kami tangkap,” tambahnya.

1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button