NASIONAL

Jokowi: Bagaimanapun Kerasnya Kritik, Harus Diterima sebagai Wujud Kepedulian

Jakarta (SI Online) – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan perbedaan adalah sebuah keniscayaan dalam demokrasi, untuk itu ia mengajak semua elemen negara untuk tidak antikritik. Pasalnya, kritik berguna untuk mengawasi kinerja pemerintah.

Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam pidato di sidang tahunan MPR tahun 2019 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (16/8/2019).

“Kita perlu saling mengingatkan dan saling membantu. Kita tidak boleh alergi terhadap kritik. Bagaimanapun kerasnya kritik itu, harus diterima sebagai wujud kepedulian, agar kita bekerja lebih keras lagi memenuhi harapan-harapan rakyat,” kata Jokowi.

Menurutnya, dalam negara demokrasi, perbedaan antar- individu, perbedaan antar-kelompok, atau bahkan antar-lembaga negara adalah sebuah keniscayaan. “Akan tetapi, perbedaan bukanlah alasan bagi kita untuk saling membenci, bukan alasan bagi kita untuk saling menghancurkan, atau bahkan saling meniadakan,” ungkap Jokowi.

Sidang tahunan MPR ini dihadiri oleh 473 anggota dari 692 anggota MPR. Sidang juga dihadiri para menteri-menteri kabinet pemerintahan Jokowi dan pimpinan lembaga tinggi negara. Hadir pula Wakil Presiden terpilih KH Ma’ruf Amin juga mantan calon wakil presiden Sandiaga Uno.

red: adhila

Artikel Terkait

Back to top button