NUIM HIDAYAT

Jokowi Pernah Letakkan Karangan Bunga di Makam Attaturk

“Turki, semakin sekuler semakin miskin, semakin lemah, semakin diktator,” kata Cemal saat menjadi pembicara dalam acara “2nd International Conference on Social Science (ICSS) 2019” yang digelar di Gedung FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta, 5 November 2019. (republika.co.id).

Cemal menuturkan Turki menjadi negara sekuler dimulai sejak kepemimpinan Mustafa Kemal Ataturk yang menjabat sebagai presiden pertama Turki pada 1923 hingga kematiannya pada tahun 1938.

Ia yang juga merupakan pendiri Republik Turki itu berhasil membangun Turki dalam sekularisme secara besar-besaran. Dia juga pernah menjabat sebagai perdana menteri pertama di 1920-1921.

“Selama memimpin Turki, Mustafa Kemal Ataturk membubarkan kesultanan dan kekhilafahan di Turki. Sebab menurutnya yang menyebabkan ketertinggalan umat Islam, adalah Islam itu sendiri. Ia juga menutup sekolah-sekolah Islam di Turki,” katanya.

Pada 1925, lanjut Cemal, Kemal Ataturk mewajibkan masyarakat Turki untuk memakai pakaian Eropa. Anggapannya karena kiblat kemajuan Turki adalah Barat. Kemudian, pada 1927, Turki jadi negara sekuler. Lalu pada 1928, huruf Arab dilarang di Turki dan pada 1929, belajar Al-Qur’an dilarang.

Siapa yang mengajar Al-Qur’an akan dihukum mati,” terangnya. Cemal mengisahkan saat aturan itu berlaku, ada seorang nenek tua yang mengajarkan Al-Qur’an kepada cucunya. Hal itu terdengar oleh pemerintah pusat.

“Seorang ibu di timur Turki, mengajarkan Al-Qur’an kepada cucunya. Ketika pemerintah datang, dia sudah meninggal, karena usianya memang sudah tua, tapi ternyata keluarganya dihukum mati juga,” katanya.

Tidak berhenti di sana, Cemal mengatakan bahwa pada 1930, azan dilarang. Jilbab juga dilarang saat itu. Menurutnya semua itu dilakukan untuk memajukan Turki. Padahal faktanya, di saat sekuler, Turki lemah dan miskin.

Kondisi yang mengenaskan itu berlangsung sampai sekitar 70 tahun. Setelah tahun 80-an, aturan-aturan buatan Mustafa Kemal Ataturk perlahan dicabut dan saat ini di bawah kepemimpinan Erdogan yang Islami, Turki mengalami kemajuan pesat dan luar biasa.

Di masa Soekarno rakyat Indonesia juga banyak yang tidak bahagia. Kemiskinan ‘merajalela’, Partai Islam Masyumi dibubarkan dan tokoh-tokohnya banyak dipenjara.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button