70 Manuskrip Kuno Tersimpan di Museum Sejarah Al-Qur’an Medan
Museum Sejarah Al-Qur’an di Jalan Williem Iskandar, Medan, Sumatera Utara, museum sejarah Al-Qur’an satu-satunya di Sumatera Utara menyimpan 70 manuskrip kuno.
Menurut petugas museum, Susanti, manuskrip di museum itu mulai dikumpulkan sejak 2007 lalu oleh Ketua Yayasan Dr. Phil Ichwan Azhari.
“Awalnya dikeluarkan peta daerah yang memiliki mushaf Al-Qur’an kuno, dan daerah yang tidak ada itu adalah Sumatera Utara. Jadi ketua yayasan di sini yang juga pecinta sejarah merasa bahwa Sumatera Utara juga memiliki sejarah peradaban Islam sehingga beliau terpacu untuk mulai mengumpulkan mushaf-mushaf Al-Qur’an di Sumatera Utara,” kata Susanti di Medan, Rabu (5/2/2020), seperti dilansir ANTARA.
Seluruh koleksi mushaf Al-Qur’an di museum itu ditemukan di Sumatera Utara dan memiliki motif-motif unik yang mewakili setiap daerah dengan ikon tersendiri, seperti motif Melayu Pantai Timur, motif Jawa, motif Melayu-Aceh, motif Simalungun, dan motif bunga matahari.
“Ada motif di luar Sumatera Utara yang kami pajang di sini seperti motif Aceh dan Jawa. Karena ditemukan di Sumatera Utara, mushaf tersebut menjadi bagian dari sejarah Al-Qur’an Sumatera Utara dan harus kami pajang disini,” katanya.
Dari semua mushaf Al-Qur’an kuno yang ada di museum sejarah Al-Qur’an itu, salah satu mushaf tertua ditulis pada tahun 1070 Hijriah/1074 Hijriah.
Terdapat juga kolofon berisi catatan penulis mushaf yang menjelaskan waktu serta kisah mengharukan ketika penulis menulis mushaf di waktu siang dan malam tanpa lelah, sehingga berhasil menulis mushaf secara utuh.
Selain mushaf Al-Qur’an kuno yang berjumlah 26 mushaf, di museum ini juga dipajang lebih dari 20 buku fiqih serta tanaman seperti bawang putih, bawang merah, dan labu yang disebutkan dalam Al-Qur’an.
Salah seorang pengunjung, Cindy Yulvika mengatakan museum sejarah Al-Qur’an itu sangat bangus dan cocok dikunjungi karena sangat banyak ilmu yang akan didapatkan.
“Museum ini bagus sekali, dan dengan berkunjung ke sini saya jadi tahu bahwa Sumatera Utara juga memiliki sejarah peradaban Islam yang cukup menarik,” ujarnya.
red: asyakira